Post by ~ Han-han-ChaN ~ on Nov 15, 2005 8:32:51 GMT 8
my latest fiku
Needing You...
Author: HannyChaN
Pairing: GacktxHyde
Genre: PG 13, SA
disclaimer: those 2 bishonen not belong to me, not everyone too
notes: those 2 lovely bish spent the holiday at a remoted resort, gomen if i use mixed indonesian's and english
part 1....
Gackt menatap lelaki disampingnya yang tertidur nyenyak, dengan lembut dibelainya rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan, menyelipkan helaian rambut yang mengganggu wajahnya yang tertidur ke balik telinganya. Deru mesin pesawat terbang yang agak berisik tidak mengganggu tidur lelaki itu, hal ini membuat Gackt agak merasa iri, karena dia bisa tertidur lelap kapanpun dan dimanapun dia menginginkannya, sedangkan Gackt yang mengalami insomnia permanen harus puas hanya bisa tidur selama 2-3 jam di pagi hari. Tapi dengan insomnia itu, dia memiliki banyak waktu untuk menuliskan banyak lirik-lirik lagu dan ide-ide lain untuk tour-tournya, walaupun ide-ide itu banyak yang dirasa aneh oleh stafnya, tapi ia tak peduli selama semua idenya itu bisa diterima dan disukai oleh semua Dears-nya.
Selama beberapa minggu ini, Gackt berusaha mempercepat berbagai macam aktivitasnya sehubungan dengan rencana tour-nya, karena dia sudah merencanakan liburan kali ini jauh-jauh hari.
Diluar sana, langit tampak gelap, sudah jam 11 lewat, sejenak diliriknya jam yang melilit pergelangan tangannya, sebentar lagi sampai, Gackt menghela napas pelan, seolah takut kalau itu dilakukannya dengan bersuara akan mengganggu tidur lelaki disampingnya. Gackt memejamkan mata berusaha untuk beristirahat sebentar, tapi saat ia memejamkan mata malah teringat akan kejadian di bandara beberapa saat sebelum pesawat ini lepas landas.
Sepanjang hari ini dihabiskannya dengan berbagai macam aktivitas untuk persiapan promosi album barunya dan tournya yang akan berlangsung 2 bulan lagi. Ia harus turun tangan sendiri, bukan karena tak percaya pada manajemen stafnya tapi ia lebih suka mengetahui apa yang terjadi dalam lingkungan manajemennya, dan kalau ada sesuatu yang tak beres akan langsung dapat ia ketahui dan diselesaikan. Seperti tadi siang, ternyata kontrak dengan gedung untuk tour-nya belum selesai, dan pihak gedung ber-'inisiatif' untuk menaikkan tarifnya, setelah berbagai macam negosiasi yang dilalui dengan perang mulut, mau tidak mau Gackt sendiri harus turun tangan untuk membujuk pihak manajemen gedung, untunglah setelah dengan adanya Gackt sendiri yang berbicara dengan staf manajemen gedung, akhirnya 'inisiatif' itu tidak jadi dilakukan.
Berbagai macam hal yang berkecamuk dalam pikiran Gackt buyar oleh sentuhan lembut ditangannya, dan saat membuka mata, dilihatnya sepasang mata coklat yang menatapnya dengan penuh kekuatiran.
"Gacchan, daijoubu?"
Gackt hanya mengangguk, tak mau membuat lelaki disampingnya bertambah risau dengan apa yang ada dalam pikirannya. Tapi Hyde tak mudah dikelabui oleh sikap Gackt yang sering berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, dan menyimpan semua masalah dalam hatinya, tak mau membuat orang-orang disekitarnya risau bahwa dia mempunyai masalah.
"Hontou ni?"
Hyde mencondongkan badannya ke arah Gackt dan menatapnya lebih dalam, Gackt tersenyum melihat sikapnya, dan mengecup keningnya sekilas.
"I'm fine, Hyde. Kenapa kamu bangun, bukannya kamu bilang tadi capek, udah tidur aja lagi."
"Kita hampir sampai Gacchan, itu tadi sudah ada announcement dari pilot dan lampu 'fasten your seatbelt' juga sudah menyala."
Gackt menatap ke depan, dan melihat bahwa lampu itu memang sudah menyala, dia tak menyadari pengumuman dari pilot karena masih sibuk dengan pikirannya tadi.
"Gacchan, kalau ada masalah kenapa nggak bilang, kan ada aku."
Hyde mengencangkan sabuk pengamannya dan menatap Gackt kembali dalam-dalam. Gackt mengeluh dalam hati, dengan Hyde dia selalu tak bisa menyembunyikan perasaannya, baik yang terdalam sekalipun.
"Nanti kalau sudah sampai, aku cerita deh."
Dengan lembut dibelainya rambut Hyde, sedangkan Hyde cemberut dengan perlakuan Gackt, dia memang tak suka dibelai atau dielus kepalanya, seperti perlakuan pada anak kecil katanya.
"My kawaii Hyde."
Gackt tersenyum melihat Hyde cemberut, disentuhnya hidung Hyde sekilas.
Sementara itu pesawat sudah mendarat dengan hentakan agak keras, membuat penumpang didalamnya terguncang-guncang. Spontan tangan Hyde memegang erat tangan Gackt seolah mencari perlindungan, Gackt pun balas menggenggam tangannya, seakan memberitahu bahwa kalau dia berada disampingnya semua akan baik-baik saja.
Gackt berjalan perlahan ke arah pintu bandara, matanya masih mencari-cari orang dari resort yang diminta untuk menjemput mereka berdua. Karena sudah malam, maka tak banyak orang lalu lalang di bandara ini, namun hal ini menguntungkan mereka berdua, karena kalau ada fans yang melihat mereka berdua, pasti akan langsung heboh. Pesawat yang mereka naiki tadi pun pesawat sewaan, karena sudah tak ada lagi penerbangan malam ke kota ini, penerbangan terakhir adalah pukul 5 sore tadi.
Saat dilihatnya orang yang dicarinya, Gackt menoleh ke arah Hyde yang sudah hampir tertidur lagi diatas troli yang berisi tas-tas bawaannya.
"Hyde, bangun, jangan tidur disini."
Hyde membuka mata dengan malas dan berjalan dengan ogah-ogahan ke arah Gackt.
"Gacchan, ngantuk nih."
"Itu trolinya jangan ditinggal." Gackt menunjuk ke troli yang ditinggalkan Hyde, Hyde hanya menoleh ke arah trolinya dan menatap Gackt lagi dengan bingung.
"Ha?"
"Aduh, itu trolinya jangan ditinggal, nanti kamu pakai baju apa selama liburan."
Gackt masih sibuk menunjuk ke arah troli dibelakang Hyde.
"Ngga pakai juga ngga papa kan Gacchan."
Hyde memeluk pinggang Gackt dan bersender padanya seolah ingin tidur dipunggungnya.
Dua staf resort yang melihat mereka berdua hanya tertawa kecil dan mengambil troli Hyde dan Gackt. Gackt berusaha membungkuk untuk bersikap ramah pada mereka, tapi itu sulit karena Hyde memeluk pinggang Gackt dengan erat.
"Terima kasih sudah datang menjemput kami, aku mohon bantuannya ya." Gackt akhirnya hanya menganggukkan kepala ke arah dua staf resort itu.
Tak sabar dengan sikap Hyde, Gackt melepas tangan Hyde dari pinggangnya, berbalik ke Hyde yang hampir terjatuh karena gerakan Gackt yang tiba-tiba, dan menggendongnya menuju mobil resort yang berupa mini van berwarna putih yang sudah parkir didepan bandara.
Hyde memeluk leher Gackt dan bergumam bahwa ia senang Gackt menggendongnya.
Tapi karena Gackt juga lelah setelah seharian berurusan dengan berbagai macam hal, ia mendorong tubuh Hyde kedalam mobil secara agak kasar, membuat Hyde terkejut dan marah.
"Ah Gacchan, sakit tau."
Dengan sebal ditendangnya kaki Gackt. Gackt menahan kaki Hyde dengan kedua tangannya, menatapnya dengan tajam.
"Hyde, aku juga capek, jadi jangan bertingkah macam-macam."
"Aa..aa.. Gacchan..huh.."
Hyde tersentak dengan perlakuan Gackt, maka sepanjang perjalanan ke resort, ia hanya cemberut dan diam.
Gackt menatap Hyde dan mengeluh dalam hati, gomen Hyde, aku sendiri juga benar-benar capek. Tanpa sadar matanya terpejam, dan ia pun tertidur.
Resort tujuan mereka terletak disuatu tempat terpencil, seperti suatu peradaban sendiri, karena terletak di tengah hutan, disisi selatan gunung. Resort itu memang tempat khusus untuk orang-orang yang ingin benar-benar menghabiskan liburan jauh dari kehidupan kota yang sibuk dan semrawut.
Rumah-rumah dalam lingkungan resort dibangun secara teratur dalam sebuah kompleks, masing-masing tamu sangat menghargai privasi tamu lain, karena kebanyakan pengunjungnya adalah selebritis maupun pejabat pemerintah, yang saling mengetahui kalau privasi bagi mereka adalah satu kemewahan yang sulit didapat.
Dalam resort itu juga terdapat beberapa toko suvenir, restoran, spa, kafe dan bar, sehingga para tamu benar-benar mendapat suasana seperti dalam suatu kota yang terpencil dari dunia luar.
Setelah perjalanan selama hampir 30 menit, mini van putih itu pun melambat dan berhenti di lobi. Hyde menoleh ke arah Gackt yang tertidur, masih merasa sebal dengan perlakuan Gackt tadi, maka ia pun menusuk-nusuk pinggangnya, mencoba untuk membangunkannya.
"Gacchan bangun, sudah sampai!"
"Aku tahu, Hyde, nggak perlu teriak dikupingku."
Gackt membuka mata dengan malas, kepalanya terasa sedikit pusing.
Dilobi sudah berdiri dua orang staf resort yang bertugas untuk menyambut kedatangan kedua tamu penting malam ini, mereka membungkuk ke arah Hyde yang langsung melangkah masuk ke dalam tanpa mempedulikan mereka berdua..
Hyde lalu ribut meminta pada resepsionis yang berjaga malam itu kalau dia minta disediakan makanan.
"Aduh, Hyde." Gackt memegang kepalanya yang masih terasa pusing, merapatkan jaketnya karena udara bertambah dingin dan berusaha turun dari mobil perlahan.
Sebelum dapat masuk dan tinggal di salah satu rumah peristirahatan resort, semua tamu harus check-in dan memeriksa segala kelengkapan administrasi, tampaknya itu berlaku pada jam berapapun, keluh Gackt sambil berusaha menjaga keseimbangannya lalu masuk ke lobi.
"Hyde, jangan ribut lagi, mereka pasti akan mengirimkan makanan yang kau minta."
"Tapi Gacchan, mereka bilang nggak bisa, kalau sudah lewat jam 12, dapurnya sudah tutup."
Hyde cemberut dan marah-marah pada sang resepsionis. Gackt menatap resepsionis itu, seorang lelaki setengah baya yang tampak agak ketakutan melihat sikap Hyde yang marah-marah karena kelaparan dan mulai menggebrak meja.
Gackt menarik Hyde mundur dan berbicara pada resepsionis itu dengan tenang, kepalanya yang mulai sakit lagi pun tak dipedulikannya, selama keinginan Hyde untuk makan belum dipenuhi, dia takkan bisa beristirahat dengan tenang.
"Tapi Gackt-san, memang kalau sudah lewat tengah malam, dapur kami tutup. Tidak ada yang bisa kami lakukan lagi untuk memenuhi keinginan Hyde-san."
Gackt mulai tak sabar, kepalanya bertambah sakit dan dia mulai tak kuat lagi berdiri untuk beradu argumentasi ditengah malam seperti ini.
"Dengar ya, aku bersedia memberikan uang berapapun untuk memberikan apa yang dia minta. Dia menjadi lebih ganas dari singa kalau sudah kelaparan, dan aku nggak mau jadi korbannya."
Gackt menunjuk pada Hyde yang berdiri dekat jendela, yang mukanya masih cemberut dan tangannya dilipat, sedangkan kakinya mulai menendang kursi didekatnya karena tak sabar.
"Bukan masalah uang Gackt-san, tapi memang kebijakan dari manajemen resort seperti ini. Tapi kalau memang Hyde-san benar-benar kelaparan, saya punya beberapa bungkus yaki-udon instan."
Mendengar kata yaki-udon, Hyde langsung mendekat.
"Ya sudah, yaki-udon instan pun jadi, aku benar-benar lapar, Gacchan."
Resepsionis itu mengangguk, lalu mengambil dua cup yaki-udon instan dari bawah lemari dekat meja resepsionis.
"Silakan ambil Hyde-san, saya masih kenyang, jadi saya tidak memerlukan makanan ini."
Hyde mengambil makanan yang diulurkan lelaki paruh baya itu, mengucapkan terima kasih sekedarnya, lalu berkata pada Gackt supaya cepat membereskan administrasi, karena dia sudah tak sabar ingin makan.
Gackt minta maaf pada resepsionis itu lalu menandatangani beberapa kertas tanda terima dan perjanjian.
"Ini untuk ganti makanan tadi."
Gackt mengulurkan beberapa lembar uang, tapi lelaki itu menolak pemberiannya.
"Tidak perlu Gackt-san, makanan tadi tak seberapa harganya, saya senang dapat menolong Hyde-san."
"Tapi..."
"Tidak Gackt-san, silakan anda beristirahat saja dikamar anda." Lelaki itu tetap menolak pemberiannya dan mengusirnya dengan halus.
"Gacchan! Cepat, atau aku tinggal disini!" Hyde berteriak dari dalam mini van.
Gackt tak mau membuat seluruh tamu dan pegawai resort terbangun karena teriakan Hyde, maka ia pun membungkuk pada resepsionis itu, mengucapkan banyak terima kasih dan minta maaf karena sudah merepotkan, lalu melangkah keluar.
Gackt memegang kepalanya yang terasa pusing, menatap Hyde yang sedang membuka tutup cup yaki-udon instan-nya dan menuang air panas kedalamnya.
"Hyde, aku tidur duluan ya, kepalaku pusing."
"Ok."
Hyde masih sibuk dengan makanannya, dan tak memperhatikan kata-kata Gackt. Gackt tersenyum lemah melihat tingkah Hyde dan masuk ke dalam kamar.
Gackt merebahkan diri ke tempat tidur setelah minum obat penghilang sakit kepala yang ditemukannya dalam tas yang sudah diletakkan staf resort dalam kamar. Rupanya obat itu mengandung obat tidur, karena rasa kantuknya bertambah setelah beberapa menit.
Hyde merasa nyaman setelah makan, walaupun sudah lewat tengah malam, tapi dia tadi tak sempat makan malam, karena harus buru-buru ke bandara. Setelah aktivitas promosi album singlenya seharian, akhirnya dia bisa menyelesaikannya pada pukul 10 malam, tapi setelah sampai dibandara masih harus menunggu Gackt yang tertahan karena ada masalah dengan stafnya. Dan ia pun harus menunggu Gackt yang datang pada pukul 11 malam. Memang disana ia makan beberapa potong roti, tapi itu tak cukup, karena sekarang pun ia kelaparan, untung ada bapak tua tadi yang punya yaki-udon instan.
Hyde menatap pintu kamar Gackt yang masih terbuka, ada seberkas cahaya keluar dari sana.
Gacchan belum tidur? Katanya mau tidur duluan? Kok, lampunya masih nyala.
Hyde mendapati Gackt yang sedang tertidur pulas masih memakai baju yang tadi dipakainya.
Gacchan bener-bener kecapean ya, tidur masih pakai baju yang tadi, biasanya kan ngga pakai apa-apa.
Hyde termangu memandang lelaki yang tertidur pulas itu, dadanya tampak naik turun seiring dengan irama nafasnya, empat kancing bajunya sudah terbuka, membuat kulitnya yang putih nampak dengan jelas.
Hyde mendekat dan memeluk pinggang Gackt, menempelkan telinganya didada Gackt, mencoba mendengarkan detak jantungnya yang berdegup pelan.
Beberapa saat ia dalam posisi seperti itu, dan Gackt yang sudah tertidur lelap tetap tak bereaksi.
Lalu Hyde duduk dan mencoba membuka baju Gackt, membuatnya lebih nyaman untuk tidur, walaupun untuk itu ia harus mengangkat badan Gackt dan berusaha keras untuk tak membangunkannya.
Ukh... Gacchan berat juga ternyata.
Hyde mengusap keringat yang mulai menitik dikeningnya, kini ia mulai membuka celana Gackt.
Hm... celana dalamnya sekalian dicopot nggak ya.
Hyde menatap wajah lelaki yang kini hanya memakai celana dalam hitam, dan tertidur dengan nyenyak, tampaknya dia tak terganggu dengan aksi Hyde mencopoti bajunya.
Ah sudahlah, aku juga tidur aja.
Hyde menarik selimut yang masih terlipat rapi diujung tempat tidur, dan menutupkannya pada mereka tubuh berdua.
Tapi setelah berselimut, ia kembali menoleh ke arah Gackt, dan tersenyum jahil.
Perlahan ia menelusup ke bawah selimut, dan kembali dengan celana dalam Gackt ditangannya. Ia tertawa kecil dan melemparkan benda kecil itu kesampingnya, lalu ia tersadar bahwa bajunya sendiri masih melekat ditubuhnya.
Buru-buru ia kembali berdiri dan melepas bajunya dengan cepat. Setelah semuanya lepas dari tubuhnya, dirasakannya udara dingin menyergap tubuhnya yang kecil, ia menggigil dan kembali meringkuk kebalik selimut, disamping Gacchan tersayangnya.
Dipeluknya tubuh Gackt dengan erat, saling berbagi kehangatan.
Seandainya Gacchan nggak tertidur, pasti ceritanya lain deh. Hyde bergumam sebelum akhirnya ikut tertidur dengan memeluk Gackt.
Gwen Stefani sedang bernyanyi didepannya? Hah ini pasti mimpi, Hyde mengucek-ucek matanya tak percaya.
Tapi nyanyian itu masih terdengar ditelinganya, walaupun sosok Gwen sudah hilang. Lalu nyanyian itu terhenti dan digantikan dengan suara lain, suara yang berat dan seksi.
"Moshi-moshi."
Hyde membuka mata, dan mendapati Gackt sedang duduk sambil memegang handphone-nya.
Rupanya ringtone Gacchan itu lagu Gwen Stefani, sejak kapan dia ganti ya.
Hyde menguap dan menatap Gackt yang tampak serius dengan percakapannya, dia tak sadar bahwa tak sehelai benang pun melekat ditubuhnya, ia mulai berdiri dan berjalan mondar-mandir.
Hyde hanya menatap pemandangan didepannya dengan mata terbuka lebar, hilang sudah kantuk dari matanya.
"... masalah."
Gacchan memang seksi, seandainya tiap pagi aku bisa melihatnya seperti ini. Hyde masih tenggelam dalam pikirannya dan tetap menatap tubuh Gackt yang berdiri tegak disamping tempat tidur. Tak menyadari kalau Gackt sedang berbicara padanya.
"Hyde."
Gackt mengguncang tubuh Hyde.
"Oh-uh, nani?"
"I said, I have a problem."
"Ada apa, Gacchan?"
"Tadi stafku memberitahu kalau kantorku disatroni orang-orang tak dikenal, beberapa komputer dirusak dan ada properti persiapan tour yang dirusak juga."
"Apa??!"
"Aku ingin kita tetap disini, menikmati liburan, atau setidaknya kau menikmati liburan, jadi sekarang, ada beberapa stafku yang sedang dalam perjalanan ke sini untuk menyelesaikan masalah ini. Kami akan mendiskusikan masalah ini disini. Tour akan tetap jalan terus apapun yang terjadi, dan aku akan memastikan hal itu, jadi kami akan mulai meeting nanti siang setelah stafku sampai."
"Oh, lalu mereka akan tidur dimana? Tidak disini, kan?"
Hyde hanya menatap Gackt dan berusaha mencerna informasi yang baru saja disampaikannya, sehingga ia tak memikirkan kata-kata yang akan diucapkannya.
Gackt tentu saja masih merasa kesal dengan kejadian yang menimpanya, sedangkan ia hanya memikirkan suasana liburan yang kini telah rusak.
"Tidak, Hacchan. Mereka akan kupesankan tempat lain, disini hanya ada kita."
"Oh, oke."
Hyde lalu diam dan menatap langit-langit kamar, tangannya mempermainkan selimut dengan gelisah.
"Hacchan."
"Ha-hai."
"You did this?"
Gackt menunjuk ke tubuhnya yang tak memakai sehelai benang pun.
"Oh.. um.. iya, aku kuatir Gacchan tidurnya jadi nggak nyaman, jadi aku lepas baju Gacchan. Gacchan marah?"
Hyde menatap Gackt dengan takut-takut dan tangannya kembali mempermainkan selimutnya dengan gelisah.
"Kenapa harus marah? Aku malah suka kok."
Gackt tersenyum lalu duduk disamping Hyde, yang duduk dan menyambut Gackt dengan tangan terbuka untuk memeluknya.
Bibir Gackt lalu menyentuh bibir Hyde, yang menyambut ciuman itu dengan penuh sukacita. Ini yang ditunggu-tunggunya sejak semalam. Hyde membuka bibirnya, membiarkan lidah Gackt untuk masuk dan menjelajah kedalam mulutnya.
Gackt memeluk pinggang Hyde dan membawanya mendekat, tangannya menelusuri punggungnya yang kecil dan hangat, Hyde sendiri memeluk leher Gackt erat, tak mau melepaskan ciuman Gackt darinya.
Tapi kembali lagu Gwen Stefani mengalun. Gackt dengan enggan melepaskan ciumannya, mengucapkan gomen sembari mengecup hidung Hyde.
Hyde kembali meringkuk dalam selimut dan memandangi Gackt yang sedang berbicara di handphone-nya dengan cemberut.
TBC deeehhhhh ~____^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
warning for those who thirst for fiku, don't attack me for the next chap, i'll write it asap, its already in my head
*ngelirik ke makhluk2 penduduk forum yang haus akan fiku sambil lap2 idung yang nosebleed mayan parah
Needing You...
Author: HannyChaN
Pairing: GacktxHyde
Genre: PG 13, SA
disclaimer: those 2 bishonen not belong to me, not everyone too
notes: those 2 lovely bish spent the holiday at a remoted resort, gomen if i use mixed indonesian's and english
part 1....
Gackt menatap lelaki disampingnya yang tertidur nyenyak, dengan lembut dibelainya rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan, menyelipkan helaian rambut yang mengganggu wajahnya yang tertidur ke balik telinganya. Deru mesin pesawat terbang yang agak berisik tidak mengganggu tidur lelaki itu, hal ini membuat Gackt agak merasa iri, karena dia bisa tertidur lelap kapanpun dan dimanapun dia menginginkannya, sedangkan Gackt yang mengalami insomnia permanen harus puas hanya bisa tidur selama 2-3 jam di pagi hari. Tapi dengan insomnia itu, dia memiliki banyak waktu untuk menuliskan banyak lirik-lirik lagu dan ide-ide lain untuk tour-tournya, walaupun ide-ide itu banyak yang dirasa aneh oleh stafnya, tapi ia tak peduli selama semua idenya itu bisa diterima dan disukai oleh semua Dears-nya.
Selama beberapa minggu ini, Gackt berusaha mempercepat berbagai macam aktivitasnya sehubungan dengan rencana tour-nya, karena dia sudah merencanakan liburan kali ini jauh-jauh hari.
Diluar sana, langit tampak gelap, sudah jam 11 lewat, sejenak diliriknya jam yang melilit pergelangan tangannya, sebentar lagi sampai, Gackt menghela napas pelan, seolah takut kalau itu dilakukannya dengan bersuara akan mengganggu tidur lelaki disampingnya. Gackt memejamkan mata berusaha untuk beristirahat sebentar, tapi saat ia memejamkan mata malah teringat akan kejadian di bandara beberapa saat sebelum pesawat ini lepas landas.
Sepanjang hari ini dihabiskannya dengan berbagai macam aktivitas untuk persiapan promosi album barunya dan tournya yang akan berlangsung 2 bulan lagi. Ia harus turun tangan sendiri, bukan karena tak percaya pada manajemen stafnya tapi ia lebih suka mengetahui apa yang terjadi dalam lingkungan manajemennya, dan kalau ada sesuatu yang tak beres akan langsung dapat ia ketahui dan diselesaikan. Seperti tadi siang, ternyata kontrak dengan gedung untuk tour-nya belum selesai, dan pihak gedung ber-'inisiatif' untuk menaikkan tarifnya, setelah berbagai macam negosiasi yang dilalui dengan perang mulut, mau tidak mau Gackt sendiri harus turun tangan untuk membujuk pihak manajemen gedung, untunglah setelah dengan adanya Gackt sendiri yang berbicara dengan staf manajemen gedung, akhirnya 'inisiatif' itu tidak jadi dilakukan.
Berbagai macam hal yang berkecamuk dalam pikiran Gackt buyar oleh sentuhan lembut ditangannya, dan saat membuka mata, dilihatnya sepasang mata coklat yang menatapnya dengan penuh kekuatiran.
"Gacchan, daijoubu?"
Gackt hanya mengangguk, tak mau membuat lelaki disampingnya bertambah risau dengan apa yang ada dalam pikirannya. Tapi Hyde tak mudah dikelabui oleh sikap Gackt yang sering berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, dan menyimpan semua masalah dalam hatinya, tak mau membuat orang-orang disekitarnya risau bahwa dia mempunyai masalah.
"Hontou ni?"
Hyde mencondongkan badannya ke arah Gackt dan menatapnya lebih dalam, Gackt tersenyum melihat sikapnya, dan mengecup keningnya sekilas.
"I'm fine, Hyde. Kenapa kamu bangun, bukannya kamu bilang tadi capek, udah tidur aja lagi."
"Kita hampir sampai Gacchan, itu tadi sudah ada announcement dari pilot dan lampu 'fasten your seatbelt' juga sudah menyala."
Gackt menatap ke depan, dan melihat bahwa lampu itu memang sudah menyala, dia tak menyadari pengumuman dari pilot karena masih sibuk dengan pikirannya tadi.
"Gacchan, kalau ada masalah kenapa nggak bilang, kan ada aku."
Hyde mengencangkan sabuk pengamannya dan menatap Gackt kembali dalam-dalam. Gackt mengeluh dalam hati, dengan Hyde dia selalu tak bisa menyembunyikan perasaannya, baik yang terdalam sekalipun.
"Nanti kalau sudah sampai, aku cerita deh."
Dengan lembut dibelainya rambut Hyde, sedangkan Hyde cemberut dengan perlakuan Gackt, dia memang tak suka dibelai atau dielus kepalanya, seperti perlakuan pada anak kecil katanya.
"My kawaii Hyde."
Gackt tersenyum melihat Hyde cemberut, disentuhnya hidung Hyde sekilas.
Sementara itu pesawat sudah mendarat dengan hentakan agak keras, membuat penumpang didalamnya terguncang-guncang. Spontan tangan Hyde memegang erat tangan Gackt seolah mencari perlindungan, Gackt pun balas menggenggam tangannya, seakan memberitahu bahwa kalau dia berada disampingnya semua akan baik-baik saja.
Gackt berjalan perlahan ke arah pintu bandara, matanya masih mencari-cari orang dari resort yang diminta untuk menjemput mereka berdua. Karena sudah malam, maka tak banyak orang lalu lalang di bandara ini, namun hal ini menguntungkan mereka berdua, karena kalau ada fans yang melihat mereka berdua, pasti akan langsung heboh. Pesawat yang mereka naiki tadi pun pesawat sewaan, karena sudah tak ada lagi penerbangan malam ke kota ini, penerbangan terakhir adalah pukul 5 sore tadi.
Saat dilihatnya orang yang dicarinya, Gackt menoleh ke arah Hyde yang sudah hampir tertidur lagi diatas troli yang berisi tas-tas bawaannya.
"Hyde, bangun, jangan tidur disini."
Hyde membuka mata dengan malas dan berjalan dengan ogah-ogahan ke arah Gackt.
"Gacchan, ngantuk nih."
"Itu trolinya jangan ditinggal." Gackt menunjuk ke troli yang ditinggalkan Hyde, Hyde hanya menoleh ke arah trolinya dan menatap Gackt lagi dengan bingung.
"Ha?"
"Aduh, itu trolinya jangan ditinggal, nanti kamu pakai baju apa selama liburan."
Gackt masih sibuk menunjuk ke arah troli dibelakang Hyde.
"Ngga pakai juga ngga papa kan Gacchan."
Hyde memeluk pinggang Gackt dan bersender padanya seolah ingin tidur dipunggungnya.
Dua staf resort yang melihat mereka berdua hanya tertawa kecil dan mengambil troli Hyde dan Gackt. Gackt berusaha membungkuk untuk bersikap ramah pada mereka, tapi itu sulit karena Hyde memeluk pinggang Gackt dengan erat.
"Terima kasih sudah datang menjemput kami, aku mohon bantuannya ya." Gackt akhirnya hanya menganggukkan kepala ke arah dua staf resort itu.
Tak sabar dengan sikap Hyde, Gackt melepas tangan Hyde dari pinggangnya, berbalik ke Hyde yang hampir terjatuh karena gerakan Gackt yang tiba-tiba, dan menggendongnya menuju mobil resort yang berupa mini van berwarna putih yang sudah parkir didepan bandara.
Hyde memeluk leher Gackt dan bergumam bahwa ia senang Gackt menggendongnya.
Tapi karena Gackt juga lelah setelah seharian berurusan dengan berbagai macam hal, ia mendorong tubuh Hyde kedalam mobil secara agak kasar, membuat Hyde terkejut dan marah.
"Ah Gacchan, sakit tau."
Dengan sebal ditendangnya kaki Gackt. Gackt menahan kaki Hyde dengan kedua tangannya, menatapnya dengan tajam.
"Hyde, aku juga capek, jadi jangan bertingkah macam-macam."
"Aa..aa.. Gacchan..huh.."
Hyde tersentak dengan perlakuan Gackt, maka sepanjang perjalanan ke resort, ia hanya cemberut dan diam.
Gackt menatap Hyde dan mengeluh dalam hati, gomen Hyde, aku sendiri juga benar-benar capek. Tanpa sadar matanya terpejam, dan ia pun tertidur.
Resort tujuan mereka terletak disuatu tempat terpencil, seperti suatu peradaban sendiri, karena terletak di tengah hutan, disisi selatan gunung. Resort itu memang tempat khusus untuk orang-orang yang ingin benar-benar menghabiskan liburan jauh dari kehidupan kota yang sibuk dan semrawut.
Rumah-rumah dalam lingkungan resort dibangun secara teratur dalam sebuah kompleks, masing-masing tamu sangat menghargai privasi tamu lain, karena kebanyakan pengunjungnya adalah selebritis maupun pejabat pemerintah, yang saling mengetahui kalau privasi bagi mereka adalah satu kemewahan yang sulit didapat.
Dalam resort itu juga terdapat beberapa toko suvenir, restoran, spa, kafe dan bar, sehingga para tamu benar-benar mendapat suasana seperti dalam suatu kota yang terpencil dari dunia luar.
Setelah perjalanan selama hampir 30 menit, mini van putih itu pun melambat dan berhenti di lobi. Hyde menoleh ke arah Gackt yang tertidur, masih merasa sebal dengan perlakuan Gackt tadi, maka ia pun menusuk-nusuk pinggangnya, mencoba untuk membangunkannya.
"Gacchan bangun, sudah sampai!"
"Aku tahu, Hyde, nggak perlu teriak dikupingku."
Gackt membuka mata dengan malas, kepalanya terasa sedikit pusing.
Dilobi sudah berdiri dua orang staf resort yang bertugas untuk menyambut kedatangan kedua tamu penting malam ini, mereka membungkuk ke arah Hyde yang langsung melangkah masuk ke dalam tanpa mempedulikan mereka berdua..
Hyde lalu ribut meminta pada resepsionis yang berjaga malam itu kalau dia minta disediakan makanan.
"Aduh, Hyde." Gackt memegang kepalanya yang masih terasa pusing, merapatkan jaketnya karena udara bertambah dingin dan berusaha turun dari mobil perlahan.
Sebelum dapat masuk dan tinggal di salah satu rumah peristirahatan resort, semua tamu harus check-in dan memeriksa segala kelengkapan administrasi, tampaknya itu berlaku pada jam berapapun, keluh Gackt sambil berusaha menjaga keseimbangannya lalu masuk ke lobi.
"Hyde, jangan ribut lagi, mereka pasti akan mengirimkan makanan yang kau minta."
"Tapi Gacchan, mereka bilang nggak bisa, kalau sudah lewat jam 12, dapurnya sudah tutup."
Hyde cemberut dan marah-marah pada sang resepsionis. Gackt menatap resepsionis itu, seorang lelaki setengah baya yang tampak agak ketakutan melihat sikap Hyde yang marah-marah karena kelaparan dan mulai menggebrak meja.
Gackt menarik Hyde mundur dan berbicara pada resepsionis itu dengan tenang, kepalanya yang mulai sakit lagi pun tak dipedulikannya, selama keinginan Hyde untuk makan belum dipenuhi, dia takkan bisa beristirahat dengan tenang.
"Tapi Gackt-san, memang kalau sudah lewat tengah malam, dapur kami tutup. Tidak ada yang bisa kami lakukan lagi untuk memenuhi keinginan Hyde-san."
Gackt mulai tak sabar, kepalanya bertambah sakit dan dia mulai tak kuat lagi berdiri untuk beradu argumentasi ditengah malam seperti ini.
"Dengar ya, aku bersedia memberikan uang berapapun untuk memberikan apa yang dia minta. Dia menjadi lebih ganas dari singa kalau sudah kelaparan, dan aku nggak mau jadi korbannya."
Gackt menunjuk pada Hyde yang berdiri dekat jendela, yang mukanya masih cemberut dan tangannya dilipat, sedangkan kakinya mulai menendang kursi didekatnya karena tak sabar.
"Bukan masalah uang Gackt-san, tapi memang kebijakan dari manajemen resort seperti ini. Tapi kalau memang Hyde-san benar-benar kelaparan, saya punya beberapa bungkus yaki-udon instan."
Mendengar kata yaki-udon, Hyde langsung mendekat.
"Ya sudah, yaki-udon instan pun jadi, aku benar-benar lapar, Gacchan."
Resepsionis itu mengangguk, lalu mengambil dua cup yaki-udon instan dari bawah lemari dekat meja resepsionis.
"Silakan ambil Hyde-san, saya masih kenyang, jadi saya tidak memerlukan makanan ini."
Hyde mengambil makanan yang diulurkan lelaki paruh baya itu, mengucapkan terima kasih sekedarnya, lalu berkata pada Gackt supaya cepat membereskan administrasi, karena dia sudah tak sabar ingin makan.
Gackt minta maaf pada resepsionis itu lalu menandatangani beberapa kertas tanda terima dan perjanjian.
"Ini untuk ganti makanan tadi."
Gackt mengulurkan beberapa lembar uang, tapi lelaki itu menolak pemberiannya.
"Tidak perlu Gackt-san, makanan tadi tak seberapa harganya, saya senang dapat menolong Hyde-san."
"Tapi..."
"Tidak Gackt-san, silakan anda beristirahat saja dikamar anda." Lelaki itu tetap menolak pemberiannya dan mengusirnya dengan halus.
"Gacchan! Cepat, atau aku tinggal disini!" Hyde berteriak dari dalam mini van.
Gackt tak mau membuat seluruh tamu dan pegawai resort terbangun karena teriakan Hyde, maka ia pun membungkuk pada resepsionis itu, mengucapkan banyak terima kasih dan minta maaf karena sudah merepotkan, lalu melangkah keluar.
Gackt memegang kepalanya yang terasa pusing, menatap Hyde yang sedang membuka tutup cup yaki-udon instan-nya dan menuang air panas kedalamnya.
"Hyde, aku tidur duluan ya, kepalaku pusing."
"Ok."
Hyde masih sibuk dengan makanannya, dan tak memperhatikan kata-kata Gackt. Gackt tersenyum lemah melihat tingkah Hyde dan masuk ke dalam kamar.
Gackt merebahkan diri ke tempat tidur setelah minum obat penghilang sakit kepala yang ditemukannya dalam tas yang sudah diletakkan staf resort dalam kamar. Rupanya obat itu mengandung obat tidur, karena rasa kantuknya bertambah setelah beberapa menit.
Hyde merasa nyaman setelah makan, walaupun sudah lewat tengah malam, tapi dia tadi tak sempat makan malam, karena harus buru-buru ke bandara. Setelah aktivitas promosi album singlenya seharian, akhirnya dia bisa menyelesaikannya pada pukul 10 malam, tapi setelah sampai dibandara masih harus menunggu Gackt yang tertahan karena ada masalah dengan stafnya. Dan ia pun harus menunggu Gackt yang datang pada pukul 11 malam. Memang disana ia makan beberapa potong roti, tapi itu tak cukup, karena sekarang pun ia kelaparan, untung ada bapak tua tadi yang punya yaki-udon instan.
Hyde menatap pintu kamar Gackt yang masih terbuka, ada seberkas cahaya keluar dari sana.
Gacchan belum tidur? Katanya mau tidur duluan? Kok, lampunya masih nyala.
Hyde mendapati Gackt yang sedang tertidur pulas masih memakai baju yang tadi dipakainya.
Gacchan bener-bener kecapean ya, tidur masih pakai baju yang tadi, biasanya kan ngga pakai apa-apa.
Hyde termangu memandang lelaki yang tertidur pulas itu, dadanya tampak naik turun seiring dengan irama nafasnya, empat kancing bajunya sudah terbuka, membuat kulitnya yang putih nampak dengan jelas.
Hyde mendekat dan memeluk pinggang Gackt, menempelkan telinganya didada Gackt, mencoba mendengarkan detak jantungnya yang berdegup pelan.
Beberapa saat ia dalam posisi seperti itu, dan Gackt yang sudah tertidur lelap tetap tak bereaksi.
Lalu Hyde duduk dan mencoba membuka baju Gackt, membuatnya lebih nyaman untuk tidur, walaupun untuk itu ia harus mengangkat badan Gackt dan berusaha keras untuk tak membangunkannya.
Ukh... Gacchan berat juga ternyata.
Hyde mengusap keringat yang mulai menitik dikeningnya, kini ia mulai membuka celana Gackt.
Hm... celana dalamnya sekalian dicopot nggak ya.
Hyde menatap wajah lelaki yang kini hanya memakai celana dalam hitam, dan tertidur dengan nyenyak, tampaknya dia tak terganggu dengan aksi Hyde mencopoti bajunya.
Ah sudahlah, aku juga tidur aja.
Hyde menarik selimut yang masih terlipat rapi diujung tempat tidur, dan menutupkannya pada mereka tubuh berdua.
Tapi setelah berselimut, ia kembali menoleh ke arah Gackt, dan tersenyum jahil.
Perlahan ia menelusup ke bawah selimut, dan kembali dengan celana dalam Gackt ditangannya. Ia tertawa kecil dan melemparkan benda kecil itu kesampingnya, lalu ia tersadar bahwa bajunya sendiri masih melekat ditubuhnya.
Buru-buru ia kembali berdiri dan melepas bajunya dengan cepat. Setelah semuanya lepas dari tubuhnya, dirasakannya udara dingin menyergap tubuhnya yang kecil, ia menggigil dan kembali meringkuk kebalik selimut, disamping Gacchan tersayangnya.
Dipeluknya tubuh Gackt dengan erat, saling berbagi kehangatan.
Seandainya Gacchan nggak tertidur, pasti ceritanya lain deh. Hyde bergumam sebelum akhirnya ikut tertidur dengan memeluk Gackt.
Gwen Stefani sedang bernyanyi didepannya? Hah ini pasti mimpi, Hyde mengucek-ucek matanya tak percaya.
Tapi nyanyian itu masih terdengar ditelinganya, walaupun sosok Gwen sudah hilang. Lalu nyanyian itu terhenti dan digantikan dengan suara lain, suara yang berat dan seksi.
"Moshi-moshi."
Hyde membuka mata, dan mendapati Gackt sedang duduk sambil memegang handphone-nya.
Rupanya ringtone Gacchan itu lagu Gwen Stefani, sejak kapan dia ganti ya.
Hyde menguap dan menatap Gackt yang tampak serius dengan percakapannya, dia tak sadar bahwa tak sehelai benang pun melekat ditubuhnya, ia mulai berdiri dan berjalan mondar-mandir.
Hyde hanya menatap pemandangan didepannya dengan mata terbuka lebar, hilang sudah kantuk dari matanya.
"... masalah."
Gacchan memang seksi, seandainya tiap pagi aku bisa melihatnya seperti ini. Hyde masih tenggelam dalam pikirannya dan tetap menatap tubuh Gackt yang berdiri tegak disamping tempat tidur. Tak menyadari kalau Gackt sedang berbicara padanya.
"Hyde."
Gackt mengguncang tubuh Hyde.
"Oh-uh, nani?"
"I said, I have a problem."
"Ada apa, Gacchan?"
"Tadi stafku memberitahu kalau kantorku disatroni orang-orang tak dikenal, beberapa komputer dirusak dan ada properti persiapan tour yang dirusak juga."
"Apa??!"
"Aku ingin kita tetap disini, menikmati liburan, atau setidaknya kau menikmati liburan, jadi sekarang, ada beberapa stafku yang sedang dalam perjalanan ke sini untuk menyelesaikan masalah ini. Kami akan mendiskusikan masalah ini disini. Tour akan tetap jalan terus apapun yang terjadi, dan aku akan memastikan hal itu, jadi kami akan mulai meeting nanti siang setelah stafku sampai."
"Oh, lalu mereka akan tidur dimana? Tidak disini, kan?"
Hyde hanya menatap Gackt dan berusaha mencerna informasi yang baru saja disampaikannya, sehingga ia tak memikirkan kata-kata yang akan diucapkannya.
Gackt tentu saja masih merasa kesal dengan kejadian yang menimpanya, sedangkan ia hanya memikirkan suasana liburan yang kini telah rusak.
"Tidak, Hacchan. Mereka akan kupesankan tempat lain, disini hanya ada kita."
"Oh, oke."
Hyde lalu diam dan menatap langit-langit kamar, tangannya mempermainkan selimut dengan gelisah.
"Hacchan."
"Ha-hai."
"You did this?"
Gackt menunjuk ke tubuhnya yang tak memakai sehelai benang pun.
"Oh.. um.. iya, aku kuatir Gacchan tidurnya jadi nggak nyaman, jadi aku lepas baju Gacchan. Gacchan marah?"
Hyde menatap Gackt dengan takut-takut dan tangannya kembali mempermainkan selimutnya dengan gelisah.
"Kenapa harus marah? Aku malah suka kok."
Gackt tersenyum lalu duduk disamping Hyde, yang duduk dan menyambut Gackt dengan tangan terbuka untuk memeluknya.
Bibir Gackt lalu menyentuh bibir Hyde, yang menyambut ciuman itu dengan penuh sukacita. Ini yang ditunggu-tunggunya sejak semalam. Hyde membuka bibirnya, membiarkan lidah Gackt untuk masuk dan menjelajah kedalam mulutnya.
Gackt memeluk pinggang Hyde dan membawanya mendekat, tangannya menelusuri punggungnya yang kecil dan hangat, Hyde sendiri memeluk leher Gackt erat, tak mau melepaskan ciuman Gackt darinya.
Tapi kembali lagu Gwen Stefani mengalun. Gackt dengan enggan melepaskan ciumannya, mengucapkan gomen sembari mengecup hidung Hyde.
Hyde kembali meringkuk dalam selimut dan memandangi Gackt yang sedang berbicara di handphone-nya dengan cemberut.
TBC deeehhhhh ~____^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
warning for those who thirst for fiku, don't attack me for the next chap, i'll write it asap, its already in my head
*ngelirik ke makhluk2 penduduk forum yang haus akan fiku sambil lap2 idung yang nosebleed mayan parah