Post by |lFugenCamuil| on Nov 3, 2005 22:36:34 GMT 8
“Hey! Bukan begitu cara memotongnya.”
“Hah? Bukannya seperti ini?”
“Memang kau mau makan bagian daun yang kotor juga? Berikan padaku.”
Gackt memberikan pisaunya dan bergeser sedikit memberi Hyde ruang. “Wah, kau keren.” Mengatakan kekagumannya pada teman kecilnya itu.
“Aku sudah biasa.” Ucapnya ketus.
“Oo...” Jawabnya singkat dan tersenyum kecil. “Kalau begitu aku siapkan perlengkapan makannya dulu.” Menepuk bahu Hyde dan berjalan ke lemari yang menyimpan perlengkapan makan.
“Selesai.” Hyde menaruh lettuce itu di tempat salad-salad yang sudah ada di meja. Dan menarik kursi untuk duduk. “Mau kubantu?” Tanyanya ketika melihat si rambut coklat terang mengambil perlengkapan makan.
“Tidak perlu, aku sudah dapat semua.” Dan menutup lemari itu, lalu menata piring dan semuanya di tempatnya. Lalu mengambil kursi di depan Hyde dan duduk. “Itadakimasu!”
“Itadakimasu.”
Suasana di ruang makan saat itu hening. Yang terdengar hanyalah bunyi peralatan makan saja. Bahkan Hyde yang daritadi menunjukkan sikap tidak suka pada sang pemilik rumahpun, dengan lahapnya memakan makanan yang tersedia. Tapi, terlihat bahwa Gackt bukan terdiam biasa. Kadang-kadang yang secara sekilas-sekilas dia melihat Hyde yang sedang asyik dengan makanan di depannya. Demikian juga dengan sang tamu, kadang ia melirik Gackt yang sedang makan. Yah...cukup lamalah adegan lirik melirik itu terjadi, sampai mereka secara kebetulan saling bertatapan. Gackt memberikan senyum mautnya. Tapi Hyde hanya berpaling, dan melihat ke makanan yang ada di piringnya.
“Sudah selesai makannya?” Tanyanya kepada tamunya yang maulu-malu. Hyde mengangguk dan mengangkat kepalanya.
“Dimana harus kucuci piring kotornya?” Tanya berusaha untuk menyembunyikan rasa malunya.
“Cuci?” Gackt bertanya sambil berdiri dari tempat duduknya. “Sini. Berikan padaku, biar aku yang cuci.” Dan menawarkan tangannya sebelahnya untuk mengambil piring Hyde.
“Itu tidak sopankan. Aku yang makan biar aku yang mencucikannya sendiri. “ Menjauhkan piring kotornya dari tangan Gackt. “Cepat katakan saja deh.”
Gackt mengambil napas. “Hyde-san...” sambil berjalan ke posisi Hyde duduk. Dan berdiri tepat di belakangnya. Dan membungkukkan dirinya untuk berbisik di telinga Hyde. “Kau keras kepala.” Dengan suara yang lembut.
Hyde spontan kaget dan berdiri dari kursinya. Mundur, menjauh dari Gackt yang sedang tersenyum-senyum sendiri. Sambil memegang telinga yang barusan saja dibisikkan oleh Gackt. Wajahnya memerah dan hanya menatap Gackt dengan mata yang membelalak kaget. Gackt tertawa dan mengambil piring kotor Hyde. Lalu berjalan ke arah washing machine. Dengan sebelumnya menyuruh Hyde untuk ke ruang tamu.
“Tunggu saja di sana. Aku tidak lama kok.” Ucapnya dengan bahagia. Hyde hanya mengangguk dan berlari keluar dapur. Hal tersebut membuat Gackt tertawa sendiri.
Hyde yang sudah berada di ruang tamu, mulai menormalkan debaran jantungnya. Dia tidak menduga Gackt akan seperti itu. “A-Aku harus cepat pulang. Ba-bahaya kalau aku berada di rumahnya lebih lama.” Lalu berjalan untuk mencari posisi aman di sofa putih Gackt. “Dia sangat...” Katakatanya terputus ketika dia merasakan bulu-bulu berwarna cokelat berada tepat di tangannya yang memegang sofa. Spontan. “GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!”
Gackt yang baru saja selesai mencuci piring-piring kotor langsung berlari ke tempat asal suara teriakan tersebut. “Hyde! Ada apa?”
“JAUHKAN HEWAN INI DARIKU!!!” Teriaknya keras pada Gackt. “JAUHKAN!!!”
“miauuww...”
“Belle?” Tanya Gackt yang melihat Belle, anjing kesayangannya berada dipangkuan Hyde. Dalam posisi melingkarkan tubuhnya lagi. “Diakan manis.”
“Pokoknya JAUHKAN dia dariku!!”
Gackt berjalan dan menghampiri Hyde, lalu mengambil Belle dari pangkuan Hyde. Dan duduk di samping Hyde yang terjatuh ke lantai. “Kau tidak suka yah?”
Hyde bergeser beberapa sentimeter, menjauh dari Gackt. Dan mengangguk. “Daikirai!” (Anggaplah begitu dalam cerita ini.^^) “Aku ingin pulang!” Teriaknya lagi.
“Tapi sudah malam dan--...”
“AKU INGIN PULANG, GACKT!!” Teriaknya lagi pada Gackt. Setetes airmata terjatuh di pipinya. “Aku...Aku...”
“Hyde...” Gackt menurunkan Belle dari pelukkannya dan menghampiri Hyde yang menangis. “Maaf.”
Hyde menampis tangan Gackt yang ingin memegangnya. Lalu ia menghapus airmatanya. “Antar aku pulang.”
Gackt yang khawatir dengan keadaan teman kecilnya menyanggupinya, mungkin ia sudah berbuat terlalu jauh. Sehingga teman kecilnya itu menjadi tertekan. “Baiklah.”
“Tapi...”
“Tapi?”
Hyde menatap dengan tegas. “Aku yang akan mengemudikan mobilnya. Setelah aku pulang, kau boleh mengemudikannya sendiri lagi.”
^^^
“Hah? Bukannya seperti ini?”
“Memang kau mau makan bagian daun yang kotor juga? Berikan padaku.”
Gackt memberikan pisaunya dan bergeser sedikit memberi Hyde ruang. “Wah, kau keren.” Mengatakan kekagumannya pada teman kecilnya itu.
“Aku sudah biasa.” Ucapnya ketus.
“Oo...” Jawabnya singkat dan tersenyum kecil. “Kalau begitu aku siapkan perlengkapan makannya dulu.” Menepuk bahu Hyde dan berjalan ke lemari yang menyimpan perlengkapan makan.
“Selesai.” Hyde menaruh lettuce itu di tempat salad-salad yang sudah ada di meja. Dan menarik kursi untuk duduk. “Mau kubantu?” Tanyanya ketika melihat si rambut coklat terang mengambil perlengkapan makan.
“Tidak perlu, aku sudah dapat semua.” Dan menutup lemari itu, lalu menata piring dan semuanya di tempatnya. Lalu mengambil kursi di depan Hyde dan duduk. “Itadakimasu!”
“Itadakimasu.”
Suasana di ruang makan saat itu hening. Yang terdengar hanyalah bunyi peralatan makan saja. Bahkan Hyde yang daritadi menunjukkan sikap tidak suka pada sang pemilik rumahpun, dengan lahapnya memakan makanan yang tersedia. Tapi, terlihat bahwa Gackt bukan terdiam biasa. Kadang-kadang yang secara sekilas-sekilas dia melihat Hyde yang sedang asyik dengan makanan di depannya. Demikian juga dengan sang tamu, kadang ia melirik Gackt yang sedang makan. Yah...cukup lamalah adegan lirik melirik itu terjadi, sampai mereka secara kebetulan saling bertatapan. Gackt memberikan senyum mautnya. Tapi Hyde hanya berpaling, dan melihat ke makanan yang ada di piringnya.
“Sudah selesai makannya?” Tanyanya kepada tamunya yang maulu-malu. Hyde mengangguk dan mengangkat kepalanya.
“Dimana harus kucuci piring kotornya?” Tanya berusaha untuk menyembunyikan rasa malunya.
“Cuci?” Gackt bertanya sambil berdiri dari tempat duduknya. “Sini. Berikan padaku, biar aku yang cuci.” Dan menawarkan tangannya sebelahnya untuk mengambil piring Hyde.
“Itu tidak sopankan. Aku yang makan biar aku yang mencucikannya sendiri. “ Menjauhkan piring kotornya dari tangan Gackt. “Cepat katakan saja deh.”
Gackt mengambil napas. “Hyde-san...” sambil berjalan ke posisi Hyde duduk. Dan berdiri tepat di belakangnya. Dan membungkukkan dirinya untuk berbisik di telinga Hyde. “Kau keras kepala.” Dengan suara yang lembut.
Hyde spontan kaget dan berdiri dari kursinya. Mundur, menjauh dari Gackt yang sedang tersenyum-senyum sendiri. Sambil memegang telinga yang barusan saja dibisikkan oleh Gackt. Wajahnya memerah dan hanya menatap Gackt dengan mata yang membelalak kaget. Gackt tertawa dan mengambil piring kotor Hyde. Lalu berjalan ke arah washing machine. Dengan sebelumnya menyuruh Hyde untuk ke ruang tamu.
“Tunggu saja di sana. Aku tidak lama kok.” Ucapnya dengan bahagia. Hyde hanya mengangguk dan berlari keluar dapur. Hal tersebut membuat Gackt tertawa sendiri.
Hyde yang sudah berada di ruang tamu, mulai menormalkan debaran jantungnya. Dia tidak menduga Gackt akan seperti itu. “A-Aku harus cepat pulang. Ba-bahaya kalau aku berada di rumahnya lebih lama.” Lalu berjalan untuk mencari posisi aman di sofa putih Gackt. “Dia sangat...” Katakatanya terputus ketika dia merasakan bulu-bulu berwarna cokelat berada tepat di tangannya yang memegang sofa. Spontan. “GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!”
Gackt yang baru saja selesai mencuci piring-piring kotor langsung berlari ke tempat asal suara teriakan tersebut. “Hyde! Ada apa?”
“JAUHKAN HEWAN INI DARIKU!!!” Teriaknya keras pada Gackt. “JAUHKAN!!!”
“miauuww...”
“Belle?” Tanya Gackt yang melihat Belle, anjing kesayangannya berada dipangkuan Hyde. Dalam posisi melingkarkan tubuhnya lagi. “Diakan manis.”
“Pokoknya JAUHKAN dia dariku!!”
Gackt berjalan dan menghampiri Hyde, lalu mengambil Belle dari pangkuan Hyde. Dan duduk di samping Hyde yang terjatuh ke lantai. “Kau tidak suka yah?”
Hyde bergeser beberapa sentimeter, menjauh dari Gackt. Dan mengangguk. “Daikirai!” (Anggaplah begitu dalam cerita ini.^^) “Aku ingin pulang!” Teriaknya lagi.
“Tapi sudah malam dan--...”
“AKU INGIN PULANG, GACKT!!” Teriaknya lagi pada Gackt. Setetes airmata terjatuh di pipinya. “Aku...Aku...”
“Hyde...” Gackt menurunkan Belle dari pelukkannya dan menghampiri Hyde yang menangis. “Maaf.”
Hyde menampis tangan Gackt yang ingin memegangnya. Lalu ia menghapus airmatanya. “Antar aku pulang.”
Gackt yang khawatir dengan keadaan teman kecilnya menyanggupinya, mungkin ia sudah berbuat terlalu jauh. Sehingga teman kecilnya itu menjadi tertekan. “Baiklah.”
“Tapi...”
“Tapi?”
Hyde menatap dengan tegas. “Aku yang akan mengemudikan mobilnya. Setelah aku pulang, kau boleh mengemudikannya sendiri lagi.”
^^^