|
Post by ~ Han-han-ChaN ~ on Dec 17, 2005 10:25:15 GMT 8
*longok ke thread
huh, lom diterusin rupanya *pout, pout, pout, supaaaa pout >_________<
|
|
pids
GakuHai koi
no way to say
Posts: 848
|
Post by pids on Dec 18, 2005 22:32:34 GMT 8
>>_______________<< asli lex~~~~~~~~` ktnya ud tamat?!!!! kok nga d post? Hueeeeee~~~>>>_____<<<~~~ (nangis d pelukan gaku)
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:03:17 GMT 8
sapa bilag udah tamat???
-------------------
“Ano...Tetcchan, bolehkan aku di tempatmu untuk beberapa waktu?”
Tetsu mengangkat kedua alisnya, “Memang kenapa rumahmu?” Tanyanya tanpa basa basi.
Hyde menghindari untuk menatap Tetsu. “Tidak kenapa-kenapa. Hanya ingin tinggal di sini. Boleh kan?”
“Masuklah dulu. Di luar udara malam hari dingin.” Tetsu bergeser dari pintu masuk memberikan ruang agar Hyde bisa masuk.
“Thanks.” Ucapnya pelan dan membawa dirinya masuk ke dalam apartement Tetsu yang sampai kapanpun akan tetap terlihat rapi untuk ukuran seorang lelaki yang hidup sendiri. Tetsu menutup pintu depan dan mengikuti Hyde masuk ke dalam ruang tamu.
“Jadi, pasti ada alasan mengapa kau yang biasanya paling anti-sosial mau tinggal di sini ‘kan?” tanyanya lagi dengan kedua tangan dilipat di depan dadanya. Hyde menggelengkan kepalanya. Dan duduk di sofa putih dekat jendela. Dan menatap Tetsu dengan puppy-eyes-nya.
“Boleh minta teh hangat?”
“...” Tetsu menatap Hyde dengan bisu dan sekarang alis matanya berkerut, seolah ingin membaca apa yang ada di benak Hyde. “Baiklah sebentar. Biar kuambilkan.”
“Thanks.”
Sementara Tetsu ke dapur untuk mengambilkannya secangkir teh hangat, Hyde melihat pemandangan kota malam di luar. Yang saat itu tertutup oleh salju. Dengan kedua matanya yang memancarkan sinar kesedihan. Diam, tanpa berbicara dan bergerak. Hanya menatap kerlap-kerlip suasana natal di kota. Sampai akhirnya tersadar karena telepon berdering. Ia hanya melihat telpon itu sekilas, dan balik menatap pemandangan malam itu.
“Hyde~~, kau kan bisa tolong aku mengangkat teleponnya dulu sementara aku di dapur.” Ucap tetsu sambil cepat-cepat meletakkan teh hangat itu di meja depan Hyde, dan berlari untuk mengangkat telepon yang sudah berdering lebih dari tiga kali.
“Kalo dari Gackt, bilang tidak ada.” Ucap Hyde dengan tiba-tiba, membuat Tetsu menatapnya sebelum mengangkat telpon itu.
“Moshi-moshi. Ogawa di sini,” ucapnya sebelum sang penelpon mengucapkan salam di telepon. “Ken...Iya...Ok, kau bisa...Ok...ok...bilang Yukki juga. Makanannya jangan semua yang manis-manis...” Berhenti sebentar untuk mendengarkan Ken berbicara di telepon. “Dia di sini. Mau bicara?” sambil menatap Hyde yang saat itu sedang meneguk teh hangatnya. “Ok. Akan kusampaikan. Bye...” Dan meletakkan gagang telepon itu kembali di tempatnya.
Hyde menatap Tetsu yang berjalan ke arahnya duduk sambil secangkir teh masih di mulutnya. Menikmati teh hangat pemberian Tetsu. Dan tak lama setelah Tetsu berdiri di dekatnya dan duduk di sofa di sampingnya, ia melepaskan cangkir teh itu dari mulutnya. Melihat Tetsu yang sedang menatapnya dengan banyak pertanyaan di wajahnya. “Apa?”
“Kau...” belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, bel berbunyi dari luar. Hyde yang sedang memegang cangkir dengan tergesa-gesa meletakkannya di meja.
“Ka-kalo itu Gackt. Bilang...bilang aku tidak ada!” bisiknya dengan nada mendesis, dan memegang lengan baju Tetsu.
“Kau..” sekali lagi bel berbunyi, kali ini dua kali. Sepertinya orang di luar sudah tidak sabar menunggu. “Kita bicara nanti.” Dan melepaskan pegangan Hyde. Lalu berjalan ke arah pintu depan dan membukanya. Sosok Gackt yang terengah-engah dan habis berlari-lari nampak di hadapan Tetsu.
“Ko-konbanwa...ma..af...a..ku me..menganggu...” ucapnya di sela-sela napasnya. Mencari udara untuk bernapas. Setelah menarik napas panjang, ia melanjutkan kata-katanya. “Hyde...Hyde ada di sini?” Dan menghapus pelu yang ada di dahinya.
Tetsu terdiam sejenak, lalu berjalan keluar dan menutup pintu di belakangnya. Gackt mundur tidak menyangka tindakan Tetsu. Tetsu berdiri tepat mebelakangi pintu masuk dan bersandar padanya. Melipat kedua tangannya di depan dadanya. Dan menatap Gackt dengan pandangan menginterogasi. Gackt terdiam dan merasa-sedikit-terganggu dengan pandangan itu.
“Ano...Hyde di sini ‘kan?” tanyanya lagi.
Tetsu mengangguk. “Ya. Dia di sini. “
“Tetsu, kau berbohong!” Teriak suara Hyde dari dalam.
“Memang kapan aku janji mau bilang kau tidak ada di sini!? Sudah bersembunyi saja di dalam!” Teriak Tetsu menjawab suara Hyde. “Jadi?” Tanyanya pada Gackt yang berada di depannya.
Gackt terkejut dengan percakapan itu, dan pertanyaan Tetsu padanya. “Jadi? A-apa?”
Tetsu menarik napas pendek dan berdiri tegak, dengan kedua tangannya masih teta dilipat. “Kalian bertengkar?”
“Tidak, kok!”
“Jadi?”
“Hanya...” Gackt menghentikan kata-katanya. “...salah paham...” ucapnya dengan nada pelan dan hanya Tetsu yang bisa mendengarnya-mungkin-.
“Oo...”
“Ano...Hyde...?” sambil menujuk-nunjuk pada pintu masuk apartemen Tetsu. Dengan jelas Tetsu bisa mendengar suara yang dibuat oleh Hyde, bahwa dia sedang menguntit pembicaraannya dengan Gackt.
“Ok.” Jawab Tetsu dan meninggalkan pintu, lalu memberikan aba-aba pada Gackt untuk maju,sedikit mendekat pada pintu. “Nah, Hyde!! Keluar dan selesaikan masalahmu sendiri!” Dengan tiba-tiba membuka pintu itu, sehingga membuat Hyde yang tidak siap hampir terjatuh ke lantai jika tidak ada Gackt yang menahannya.
“Kau jahat, Tetcchan!”
“Yah...ini supaya aku tidak terseret-seret masalah kalian saja. “ Berjalan ke arah pintu dan hendak menutupnya lagi. “Saa~...selesaikan sendiri ya. Selamat tinggal.”
“Hey!! Tunggu~!” Melepaskan diri dari pegangan Gackt dan mengetuk-ngetuk pintu. “Biarkan aku masuk!!”
“Hyde...” panggil Gackt dengan pelan tapi lembut. Hyde berhenti mengedor-gedor pintu berhenti ketika mendengar panggilan Gackt.
“a-apa?” Berdiri sambil tetap menatap pintu dan membelakangi Gackt.
“Ada yang ingin kubicarakan tentang masalah tadi.”
---
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:03:35 GMT 8
Jalan-jalan hampir tertutup oleh salju-salju putih yang bertebaran dimana-mana. Malam ini, salju sudah tidak turun lagi, tapi meninggalkan rasa dingin. Gackt membetulkan jaket hitam-panjang yang dipakainya untuk menutupi bagian lehernya yang terbuka. Sama halnya dengan Hyde, ia memasukkan kedua tangannya ke saku jaket panjangnya itu. Menghindari rasa dinginnya malam itu.
Mereka berdua berjalan ke tempat yang sudah ditentukan oleh Gackt. Dimana tidak begitu banyak orang, sehingga tidak terganggu oleh pandangan orang-orang pada mereka. Gackt berjalan di depan Hyde. Dan Hyde mengikutinya. Sejak tadi mereka hanya berjalan, tidak saling menyapa ataupun membicarakan sesuatu. Kadang Gackt melirik ke belakang, memastikan Hyde tetap mengikutinya. Hyde pun sama, ia walaupun terus menatap jalan terus mengikuti langkah Gackt. Tidak sekalipun menatap Gackt langsung, hanya mengingat sepatu dan menyesuaikan langkahnya dengan langkah Gackt.
Sampai mereka tiba di sebuah taman yang tidak begitu banyak orang, dan sedikit jauh dari keramaian lalu-lintas dan nuansa natal yang ada di kota. Pohon-pohon tinggi yang saat ini hanya tinggal ranting-ranting yang ditutupi salju putih. Juga terdapat kolam yang sudah membeku di permukaannya, sehingga ketika terkena cahaya, memberikan pantulan yang sangat indah. Dan tidak jauh dari danau itu, terdapat bangku taman yang kosong. Gackt berhenti dan menempatkan dirinya di pojokan bangku, lalu menatap kolan di depannya. Hyde berhenti di pojokan yang satu lagi. Memutar tubuhnya utnuk melihat kolam, tanpa duduk di bangku.
“Apa yang ingin kau bicarakan, Gacchan?” ucap Hyde memecah keheningan yang sejak tadi mereka buat, ketika meninggalkan tempat Tetsu.
“Hyde, kumohon jangan berpikir yang tidak kupikirkan.”
Hyde mengerutkan keningnya, “Berpikir yang tidak kau pikirkan? Maksudmu?” bingung dengan ucapan Gackt, Hyde balik bertanya.
“Ya...Apa yang tadi kau lihat di tempatku.” Hyde tidak menjawab. Ia hanya diam. Ekspresi bingung berganti menjadi ekspresi sedih. Ia lalu berjalan mendekati kolam. “Hyde?”
“Aku tahu.”
“Kau...kau sudah tahu?” tanya Gackt dengan terkejut. “Tadi, aku dan You...” Ia mendekati sosok kecil itu.
“Ya. Sangat jelas, Gacchan. Maafkan aku...” Hyde menatap Gackt dengan ekspresi sedihnya. Gacckt terkejut dan menundukkan kepalanya. Menyembunyikan rona merah di wajahnya.
“I..Itu semua benar Hyde. Aku tidak berbohong. Aku....Aku....I LOVE YOU!” Gackt mengucapkan itu dengan mengumpulkan semua keberanian yang dimilikinya. Tapi, tetap dengan wajah menunduk dan memejamkan kedua matanya erat sekali. Sambil menunggu jawaban dari Hyde.
....
Tak ada jawaban. Tak ada suara Hyde. Ia menunggu sebentar lagi, beranggapan bahwa mungkin Hyde sedikit....terkejut.
....
“Hyde?” diangkat kepalanya dan dilihatnya tidak ada sosok Hyde di depannya. Hanya jalan setapak yang sebagian sudah ditutupi oleh salju dan jejak-jejak kaki milik Hyde.
Hyde telah pergi. Meninggalkannya di taman.
---
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:03:54 GMT 8
Sekali lagi, Tetsu mendengarkan ketukan di pintunya. Lalu ketika membukannya, ditemukannya sosok Hyde yang sedang menangis. Dan tiba-tiba langsung memelukknya. “Hyde~? Ada apa?”
Hyde hanya menggelengkan kepalanya, dan membenamkan wajahnya di baju hangat Tetsu. Tetsu menarik Hyde masuk sambil dengan posisi seperti itu. Lalu menutup pintu masuk dan memegang sundak Hyde. “Kau kenapa?” tanyanya lagi dengan lembut dan penuh perhatian.
“Seperti yang kukira...” Hyde menghapus air mata yang mengalir di wajahnya, walaupun selalu akan mengalir lagi. “Gackt...Gackt...menyukai You.”
“Hyde...” ditariknya kembali Hyde ke dalam pelukkannya. Membiarkannya menangis di dadanya.
“Aku sudah yakin....Ia...Gackt, menyukai You. Sejak awal.”
“Shhhh....sudah.”
“Aku...apa yang harus kulakukan, Tetcchan?”
“Tidak apa sobat. Malam ini menginaplah di tempatku.” Hyde menangguk dan masih tetap menangis di pelukkan Tetsu. Dan Tetsu pun terus menenangkannya.
---
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:04:12 GMT 8
Gackt memasuki apartemennya, dan menemukannya sudah ada penghuni di dalam. Ia tidak begitu terkejut, karena tahu siapa yang datang. Ia melepaskan sepatunya dan menggantinya dengan slipper. Lalu berjalan ke ruangan yang sudah di terangi cahaya, dan menemukan sosok You yang sedang menonton acara TV di sofa dengan semangkuk pop corn dipangkuannya.
You menyadari kehadiran Gackt. Ia meletakkan mangkuk berisi pop-corn itu dan berlari kecil menghampiri Gackt. “Gackt~...Sudah kau jelaskan?”
Gackt tidak menanggapi You, terus melangkah ke kamarnya. Tanpa kata-kata dan merebahkan dirinya di atas tempat tidur besar miliknya. Menatap langit-langit putih sekilas, lalu kedua punggung tangannya menutupi matanya. Dan tanpa kata-kata pun, You menghampiri Gackt dan duduk di pingiran tempat tidur.
“Gackt...” panggilnya lembut. Ia tahu bahwa Gackt tidak akan mendengarnya dalam keadaan seperti ini. Ia membelai kepala Gackt. Dan melanjutkan kata-katanya. “...semua akan baik-baik saja...”
“Apa yang baik-baik saja, You? Aku benci diriku...aku benci semuanya...” ’kecuali Hyde’, batinnya.
“Gackt...”
“Dia pergi. Dia pergi saat kukatakan perasaanku kepadanya. Hyde~~, padahal hanya dia yang selama ini kulihat dan...satu-satunya yang kucintai...” suara yang sejak awal tenang berubah menjadi isak tangis. You memeluk Gackt dan menenangkan sahabatnya. “Apa...apa yang harus kulakukan sekarang, You??”
“Shhh...Sekarang tidurlah. Dan saat bangun besok, semua akan baik-baik saja.”
---
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:04:34 GMT 8
One day before christmas eve...
“Dia sama sekali tidak membicarakan sesuatu hal mengenai apa yang terjadi hari itu.”
“Sama. Gackt juga seperti itu. Malah lebih gila lagi, Ia meminta manajer kami untuk memberikan dia saat malam natal sampai dengan tahun baru ke depan.” Nada kesal tampak dari ucapan You. Ia menyandarkan diri pada kursi dan melipat kedua tangannya dan wajahnya pun menampakkan kekesalan.
“Hoh...”
“Apa akan menyerah begitu saja?”
Tetsu mengangkat bahunya dan meminum secangkir kopi hangat yang sudah dipesannya. “Kau tahu apa yang membuat mereka menjadi begini?”
You kini mengangkat kedua alis matanya dan menatap Tetsu dengan kaget. “Kau tidak tahu apa sebabnya?”
“Kalo soal Gackt yang menyukai Hyde sih tahu. Tapi kan Hyde juga sejauh yang kutahu sejak pertama kali bertemu dengannya adalah...kalo dia juga suka sama Gackt.”
“Hah?!” You benar-benar terkejut sekarang. Ditunjukkannya dengan kedua matanya yang membesar dan kedua tangannya yang memegang pinggiran meja. “Kau serius?!” Tetsu mengangguk.
“Jadi apa yang membuat mereka begitu ya?”
“Payah. Saling suka tapi tidak tahu. Bukannya mereka itu sahabat sejak kecil??”
“Perasaan masing-masing tidak tahu sama sekali.” You melanjutkan kata-kata Tetsu.
“Dan kau tahu apa sebabnya?” You menggelengkan kepalanya. Dan menatap Tetsu dengan seksama. “Kau.”
“Hah? Aku? Apa maksudnya?”
Tetsu meneguk secangkir kopi lagi yang masih dipegangnya. Dan mengangguk. Lalu menatap You yang kebingungan. “Hyde bilang, kalo Gackt menyukaimu. Da-...”
“Tunggu....Tunggu.....” You memotong ucapan Tetsu, “Kau bilang Hyde yang mengatakannya kalo Gackt menyukaiku??” Tetsu mengangguk dan meletakkan cangkir kopi di meja.
“Kau gak tahu?”
You menarik napas panjang, panjang sekali dan menyandarkan tubuhnya di kursi. “Mereka salah paham lagi...”
“Salah paham?”
“Apa Hyde bilang, kalo Gackt menyebutkan namaku?”
Tetsu sekali lagi mengangguk. “Ya.”
You memegang dahinya dan menutup matanya. “Pasti salah mengartikannya.”
“Memang apaan sih? Jelaskan donk!” Tetsu mengerutkan keningnya dan dengan wajah kesal tidak tahu apa-apa.
“Begini...” You membetulkan posisi duduknya, “Pasti dia salah mengartikan YOU dengan you...”
“Hah?” Tetsu makin tidak mengerti dengan penjelasan You. “Apaan sih?”
“Kau juga bingungkan?” bertanya pada Tetsu, dan melanjutkan kata-katanya lagi. “Gackt menyatakan cintanya dengan menggunakan ei-go, dan Hyde salah mengartikan namau, YOU, dengan ‘you’ yang artinya kamu. Lebih jelas sekarang?”
Tetsu mencerna penjelasan dari You untuk beberapa waktu, sampai ia menyadari dan dapat mencerna semuanya. “Jadi hanya karena itu?” You memberikan Tetsu anggukan kepala. Dan ia bersandar kembali di kursi. “Payah.”
You mengangkat bahunya. Lalu meminum secangkir kopi yang sudah dingin. “Kau punya rencana?”
“Untuk?”
“Menyatukan kedua orang itu.”
“Biar mereka sendiri saja yang menyelesaikannya.” Ucap Tetsu ringan. “Lama-lama bisa ketularan bodoh kalo deket dengan mereka...”
“Kalo kayak gitu nanti bisa lama...”
---
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:04:52 GMT 8
Christmas Eve....
“Gackt bener gak mau ikut sama kami?” Gackt menggelengkan kepalanya saat Chacha menanyakan kesediaannya untuk bergabung dengan mereka ke pesta malam natal di tempat You. “Gackt! Ayolah ikut.”
“Kalian saja. Dan tolong katakan pada You permintaan maafku tidak bisa datang ke tempatnya.” Datar dan sedih, tersirat dari setiap ucapan Gackt. Teman-temannya mengetahui itu, walaupun seceria apapun Gackt di depan acara TV. Gackt sedang bersedih akan sesuatu. “Jya...”
“Gackt..!”
“Sudahlah, Chacha.” You memegang bahu Chacha, sambil salah satu tangannya yang lain memegang tempat biola. “Dia sedang gak ingin di ganggu, biarkan saja.”
“Tapi ‘kan...”
Gackt meninggalkan mereka, GacktJob. Berjalan tanpa tujuan. Walaupun terlihat tenang dan diam, tapi dalam hatinya sangat kacau sehingga mengalihkannya dengan jadwal yang padat. Baginya malam natalnya tidak seindah tahun-tahun sebelumnya. Malam natal tahun ini merupakan malam natal terakhirnya. Malam natal tahun ini...tidak ada Hyde di sisinya.
“Kalo saja aku tidak mengatakan semuanya...” gumam Gackt pada dirinya sendiri ketika berjalan melintasi jalan yang saat itu benar-benar terasa sekali nuansa natalnya.
Lagu-lagu natal berkumandang dimana-mana. Seorang Santa Claus yang berdiri dengan membagikan hadiah pada pejalan kaki. Pohon-pohon cemara di setiap etalase toko dan hiasan-hiasan yang menghias pohon itu. Juga pohon-pohon di jalam yang dihias dengan kerlap–kerlip lampu berwarna-warni. Dan...pasangan yang saling membagi keindahan malam natal itu. Keceriaan yang tampak pada setiap pasangan.
Gackt memandangi itu semua dengan matanya yang saat ini memancarkan kesedihan. “...Hyde...” Dan melanjutkan berjalan lagi. Ketika, salju pertama dimalam natal turun...
---
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:05:09 GMT 8
“Hyde gak mau ikut?”
Hyde menggelengkan kepala dan mengambil jaket dan syal-nya. “Aku mau pulang saja.”
“Ini malam natal. Kau gak mau ngerayainnya?” Ken bertanya
“Mungkin aku mau ke gereja saja.” Dan berjalan keluar, setelah semuanya selesai dipakainya. “Jya.”
“Tunggu!” Tetsu menarik bahu Hyde dan membuat Hyde berputar untuk menatapnya. “Kalau ada apa-apa, kami semua di tempat You, ya.”
Sekilas wajah Hyde berubah menjadi sedih, ketika mendengar nama You disebut. Lalu dengans enyum masam, ia menatap Tetsu. “Ya. Thanks Tetcchan.” Lalu melepaskan tangan Tetsu dari bahunya. Dan meninggalkan ruangan itu.
“Kenapa sih dengannya?” Tanya Ken penasaran. “Kok kayaknya ada yang aneh ya?”
“Sudahlah, Ken. Bukan urusanmu ‘kan?”
“Iya sih. Tapi tumben ia melewatkan pesta makan-makan ini.” Tetsu hanya memberi Ken pandangan agar ia tidak banyak bertanya lagi. Dan membereskan barang-barangnya.
Hyde berjalan diantara pepohonan yang sudah dihias dengan lampu warna-warni. Ia memandangi nuansa natal di sekitarnya dengan senyum simpul, dan melanjutkan berjalan lagi. Tak berapa lama, ia berhenti dan memandangi langit malam yang menurunkan salju-salju pertama di malam natal.
“Salju pertama...” Ia mengeluarkan tangannya dari saku dan menangka salju putih yang segera mencair dengan telapak tangannya. Lalu digenggam tangannya ketika sebutir air mata jatuh di telapak tangannya. “...Gacchan...”
Dan melanjutkan berjalan, dimana gereja berada...
---
|
|
|
Post by |lFugenCamuil| on Dec 19, 2005 22:05:25 GMT 8
“Apa lebih baik begini?”
“Apa?”
“Mereka berdua. Gackt dan Hyde.”
“Haaaah...” You meletakkan segelas wine di meja, dan menyandarkan tubuhnya di dinding samping jendela. “Merekanya juga yang gak mau bangkit dari kesedihan.”
“Mudah-mudahan mereka cepat sadar.”
“Yah....kita serahkan saja pada keajaiban malam natal.”
“Apa itu?”
You hanya tersenyum-senyum sendiri dan mengambil gelasnya. Lalu berbaur bersama yang lain di ruang tengah untuk menikmati keceriaan pesta malam itu.
---
|
|