Post by Hime on Dec 13, 2005 13:18:34 GMT 8
Minna ini ffc yang sids janjiin~... diambil dari ichigo forum dan entah orang yang ngepost d sono ngambil dari mana enjoy anyway ^^...
ILLNESS ILLUSION & Lies and Truth
Created By: Vie Setsuna
Daris ebuah web
DC : ILLNESS ILLUSION & Lies and Truth mrpk judul lagu dari Gackt & L'Arc~en~Ciel
Note : AU (alternate universe), a bit shounen-ai & maybe a bit angsty. Enjoy! ^_~
--------------------------------------------------------------------------------
Gackt bersiul kecil, langkahnya santai menyusuri lorong gelap itu. Pulang kerja begini, enaknya mandi, bikin kopi, trus nonton TV…, pikirnya dalam hati. Entah kenapa, akhir2 ini hal2 kecil seperti itu dapat membuatnya gembira. Pekerjaan -2 pekerjaan- yang dilakukannya memang menguras stamina, tetapi karena ia menyukai keduanya, yah… ia nikmati saja. Saat ini ia bekerja di dua tempat. Pagi sampai siang hari di Shibuya Jewelery sebagai desainer perhiasan dan quality controller, sementara sore sampai malam harinya ia bekerja sebagai seiyuu di AnimeStation, sebuah studio anime yang cukup terkemuka.
Brak!! Tiba2 Gackt tersungkur ditabrak seseorang. Ia menoleh, melihat orang yang menabraknya barusan di lorong itu. Sosok itu berlutut di tanah, terengah2 dan tampak ketakutan. Matanya nyalang menatap Gackt, membuatnya sedikit tersentak. Bekas goresan luka memanjang di lehernya… cukup membuat Gackt terpana.
"Tasukete…" mata nyalang itu meredup.
Tanpa pikir panjang, Gackt menarik tangan kanan sosok itu, berbalik arah. Mereka berlari, sementara di belakang mereka terdengar langkah2 kaki.
"Heeei…tunggu dulu!" si pengejar berseru.
"Cepat!" Gackt dan sosok misterius yang menabraknya tadi berlari lebih cepat.
"Tunggu! Kau tidak tahu apa yang terjadi! Dia…" si pengejar berteriak, berusaha menghentikan mereka.
Akan tetapi Gackt sudah tak mendengarnya. Naluri dalam dirinya mengatakan bahwa orang itu harus diselamatkan!
Setelah mengambil jalan memutar, akhirnya mereka sampai juga di apartemen Gackt. Keduanya jatuh terduduk di lantai.
"Anta wa… daijyoubu?" tanya Gackt sambil terengah2.
Yang ditanya tidak menjawab. Ia hanya mengangkat wajahnya lalu mengangguk. Rambut hitamnya menjuntai di wajahnya, basah oleh keringat.
Gackt berdiri dan berjalan menuju dapurnya, mengambil segelas air dari kulkas, lalu menyodorkannya pada tamu tak diundang itu, yang langsung meminumnya dengan rakus hingga habis. Gackt memperhatikannya, lalu bertanya.
"Sepertinya kita pernah bertemu kan?"
Sosok itu hanya mengerutkan alisnya, bingung.
"Di…audisi?"
Orang itu masih mengerutkan alisnya, namun kali ini karena berpikir, berusaha mengingat. "Mungkin…" jawabnya tak pasti.
"Kamu… Hyde dari Osaka kan?" tebak Gackt.
Aha! Sosok itu mengangguk, sepertinya mengingat sesuatu. "Kamu… Gackt dari… Tokyo?" ia terlihat tidak yakin.
Gackt mengangguk.
Beberapa minggu lalu Gackt mengikuti sebuah audisi untuk menjadi penyanyi di sebuah recording company. Ia, Hyde, dan 3 orang lain lolos audisi dan di-janjikan akan segera didebutkan. Akan tetapi entah mengapa, sejak hari itu Hyde tidak pernah terlihat lagi. Bahkan ketika perusahaan itu memanggilnya untuk rekaman pun, ia tetap tidak muncul. Sekarang tiba2 ia muncul di hadapannya, Gackt benar2 tidak percaya.
Sejak pertama melihatnya dalam audisi itu, Gackt telah jatuh hati padanya. Mata itu. Mata itulah penyebabnya. Mata yang liar, tajam, namun juga kesepian. Gackt ingin tahu, apa yang tersembunyi di hati pemilik mata itu, mengapa ia seperti tak terjangkau, seperti tak berada di dunianya.
"Kau mau tinggal di sini?" Gackt menatapnya. Ia tidak tahu mengapa ia menanyakan hal itu. Yang ia tahu, saat ini pasti 'tamu'nya itu dalam kesulitan.
Hyde balik menatapnya. Mata itu… mata itu seperti tidak percaya. Lama sekali ketika akhirnya ia mengangguk.
------------------------------------------------------------------
"Tadaima, Haido-kun…"
"Okaeri… Gackt…"
Gackt senang sekali, kali ini ada yang menyambutnya pulang. Selama ini ia tinggal sendiri di apartemen kecil itu, di kota sebesar Tokyo, tanpa sanak saudara satu pun. Keluarganya telah lama ia lupakan. Ayah-ibu yang terlalu mengikatnya dengan berbagai aturan, kakak-adik yang dingin padanya, serta teman2 yang tidak mengerti dirinya, semua itulah yang membuatnya tidak tahan berada di kotanya. Ia pun lari menuju Tokyo, kota besar yang individualis seperti dirinya. Ia tidak butuh siapapun, atau apapun. Tetapi entah mengapa, kadang perasaan hampa menyerangnya. Ia merasa ada sesuatu yang kosong dalam hidupnya. Dan kini, kekosongan itu telah terisi oleh hadirnya Hyde, sosok yang sebelumnya sama sekali tak dikenalnya.
Hyde sendiri ternyata sosok yang menyenangkan. Pada awalnya ia terlihat enggan bersahabat dengan Gackt, orang yang baru beberapa jam dikenalnya. Akan tetapi, sesuatu dalam diri Gackt meyakinkannya, bahwa ia dapat mempercayainya. Dua minggu tinggal bersamanya, Hyde merasa seakan2 sudah lama kenal dan bersahabat dengannya. Ia pun tidak malu2 bertingkah laku di depan Gackt. Ia ceria, manja, namun juga mandiri. Setiap hari ia memasak untuk Gackt dan setelah itu diam saja di apartemen. Ia belum berani keluar rumah, takut bertemu dengan pengejarnya. Selama di apartemen, ia merapikan semuanya, menata ulang dekorasi ruangan itu sehingga terlihat lebih artistik. Gackt terkejut atas kelihaiannya menyulap apartemen kecil itu menjadi terlihat elegan.
Gackt merengkuh tubuh mungil yang menyambutnya di depan pintu, lalu menciumnya. Dua minggu sudah cukup bagi mereka untuk saling mengenal. Hyde begitu manis, begitu murni, sekaligus rapuh di mata Gackt. Ketakutannya akan sesuatu, atau seseorang -yang sampai sekarang belum berani diceritakannya- membuat Gackt ingin melindunginya, apapun itu. Ia memang tidak mengetahuinya, tetapi ia yakin suatu saat Hyde akan menceritakan padanya.
"Mmm… Gackt…" Mereka sedang makan malam di depan TV ketika tiba2 Hyde menatap Gackt, seperti hendak menyampaikan sesuatu.
"Apa?"
"Aku… bosan."
Gackt tersedak hingga terbatuk2. Apa? Apa yang ia bilang barusan? Bosan? Secepat itukah… ia akan kehilangannya?
"Bosan?" Gackt mengulang dengan sedih. "Bosan… tinggal di sini?" ia balik menatap Hyde dengan perasaan kecewa.
Hyde tampak terkejut. "Oh… tidak, tidak! Aku senang tinggal di sini. Suasananya menyenangkan. Cuma… aku bosan diam di rumah terus…" ia menghela napas.
"Oh…" Gackt tampak lega.
"Trus gimana?"
Gackt tampak berpikir. "Hmm… kamu mau kerja di tempatku? Di studio dubbing. Jadi kita kan bisa pulang bareng, dan kamu tak perlu takut bertemu orang yang mengejarmu itu…"
Hyde menimbang2. "Ung… jadi apa?"
"Mungkin jadi seiyuu atau penyanyi untuk soundtrack?"
Senyum di wajah Hyde mengembang, matanya berbinar senang. "Penyanyi? Baiklah! Aku suka nyanyi."
------------------------------------------------------------------------
Jadilah mulai keesokan harinya Hyde bekerja bersama Gackt di AnimeStation. Ia langsung diserahi pekerjaan untuk menyanyikan opening song anime terbaru yang akan di-launching bulan depan. Produser anime itu langsung tertarik saat melihat Hyde mengetes suaranya. Suaranya jernih, tinggi, dan sekaligus kuat. Hyde merasa senang, karena menjadi penyanyi adalah impiannya sejak dulu. Sayang, saat impiannya nyaris tercapai, sesuatu menimpanya… Sesuatu yang membuatnya harus lari, lari sejauh2nya…
------------------------------------------------------------------------
Hyde keluar dari studio dengan wajah sumringah. Langkahnya riang di samping Gackt. Ketika akan berbelok menuju apartemen mereka, tiba2 Hyde menarik tangan Gackt, berbelok ke arah yang berlawanan.
"Hey-hey… ada apa sih?" Gackt bertanya heran. Tetapi Hyde hanya tersenyum penuh arti. Dia tetap diam sampai akhirnya mereka memasuki sebuah café.
Gackt duduk dengan bingung, tak mengerti apa yang dimaui si mungil itu. Kemudian Hyde berdiri dan membungkuk, berlagak seperti pelayan.
"Irasshaimase. Mau pesan apa, Tuan?" tanyanya seraya berlagak mengeluarkan notesnya, pura2 mencatat.
Gackt tertawa melihat tingkahnya. "Ada acara apa nih?"
Hyde tersenyum lebar. "Hehe! Gaji pertamaku!"
Jadilah malam itu mereka dinner bersama di café itu. Malam yang menyenangkan. Hyde sangat pandai bercerita. Tangannya, matanya, seluruh tubuhnya sangat ekspresif ketika bercerita, membuat Gackt berpikir bahwa ia sedang dinner dengan seorang anak kecil yang hiperaktif. Hyde hanya bercerita tentang pekerjaannya yang menurutnya menyenangkan, suasana apartemen Gackt yang nyaman, dan hal-hal kecil lain. Ia belum berani menceritakan masalahnya, masalah yang sesungguhnya, yang membuatnya dikejar2 dan bermimpi buruk hampir setiap malam. Gackt tidak memaksa, ia hanya menunggu sampai Hyde mau menceritakannya.
Hyde sedang seru2nya menceritakan pengalaman dubbing pertamanya, dimana ia merasa sangat gugup hingga lupa dialognya, ketika tiba2 matanya membelalak ketakutan menatap sesuatu -atau seseorang- di balik kaca di belakang tempat Gackt duduk. Dengan wajah pucat, ia langsung berdiri dan lari keluar lewat pintu samping café itu.
"Hei… Hyde! Hyde! Mau kemana?" Gackt bergegas menuju kasir, mengeluarkan uang entah berapa lembar, lalu lari mengejar Hyde. Sementara itu orang yang mengejar mereka berlari hanya beberapa meter di belakang Gackt. Ia menoleh. 'Laki2 berambut coklat itu tampaknya tidak jahat…' pikir Gackt. 'Ia malah terlihat lelah dan ketakutan…' Tetapi mengapa Hyde takut padanya?
Hup! Akhirnya Gackt berhasil meraih kerah belakang jaket Hyde. "Lewat sini!" ia menarik Hyde memasuki sebuah lorong, kemudian sebuah lorong lagi, dan lagi. Entah mereka sudah berapa kali berbelok, ketika akhirnya mereka menyadari bahwa si pengejar sudah tak terdengar lagi derap langkahnya.
Mereka kembali ke apartemen lewat jalan memutar. Sepanjang jalan, keduanya hanya terdiam dengan pikiran masing2. Gackt melirik Hyde yang tampak masih ketakutan. Ia menjadi bingung, karena menurut perasaannya, si pengejar tadilah yang tampak lebih ketakutan daripada Hyde. Mengapa?
Blak! Gackt menutup pintu rapat2 dan menguncinya, khawatir orang tadi mengetahui kemana mereka lari. Ia baru saja akan ke dapur mengambil minum ketika dilihatnya Hyde terduduk lemas di sofa, tampak sangat tertekan. Kedua tangannya menangkup menutupi wajahnya. Gackt menghampirinya lalu berlutut di lantai, di hadapan Hyde.
"Are u OK?" tanyanya prihatin.
Kedua mata indah Hyde menatap kosong, wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar. Kemudian ia melingkarkan kedua tangannya sendiri ke badannya, memeluk dirinya sendiri, sambil menggeleng2 tanpa suara.
"Aku… aku takut…" ucapnya beberapa saat kemudian. Suaranya bergetar dan pelan sekali, nyaris seperti bisikan.
Spontan, Gackt merengkuh tubuh mungil itu ke dalam pelukannya. "It's OK… U don't need to be afraid… Coz I'm here to protect u… hmm?" Gackt mengelus2 rambut hitam Hyde, berusaha menghibur dan menenangkannya.
ILLNESS ILLUSION & Lies and Truth
Created By: Vie Setsuna
Daris ebuah web
DC : ILLNESS ILLUSION & Lies and Truth mrpk judul lagu dari Gackt & L'Arc~en~Ciel
Note : AU (alternate universe), a bit shounen-ai & maybe a bit angsty. Enjoy! ^_~
--------------------------------------------------------------------------------
Gackt bersiul kecil, langkahnya santai menyusuri lorong gelap itu. Pulang kerja begini, enaknya mandi, bikin kopi, trus nonton TV…, pikirnya dalam hati. Entah kenapa, akhir2 ini hal2 kecil seperti itu dapat membuatnya gembira. Pekerjaan -2 pekerjaan- yang dilakukannya memang menguras stamina, tetapi karena ia menyukai keduanya, yah… ia nikmati saja. Saat ini ia bekerja di dua tempat. Pagi sampai siang hari di Shibuya Jewelery sebagai desainer perhiasan dan quality controller, sementara sore sampai malam harinya ia bekerja sebagai seiyuu di AnimeStation, sebuah studio anime yang cukup terkemuka.
Brak!! Tiba2 Gackt tersungkur ditabrak seseorang. Ia menoleh, melihat orang yang menabraknya barusan di lorong itu. Sosok itu berlutut di tanah, terengah2 dan tampak ketakutan. Matanya nyalang menatap Gackt, membuatnya sedikit tersentak. Bekas goresan luka memanjang di lehernya… cukup membuat Gackt terpana.
"Tasukete…" mata nyalang itu meredup.
Tanpa pikir panjang, Gackt menarik tangan kanan sosok itu, berbalik arah. Mereka berlari, sementara di belakang mereka terdengar langkah2 kaki.
"Heeei…tunggu dulu!" si pengejar berseru.
"Cepat!" Gackt dan sosok misterius yang menabraknya tadi berlari lebih cepat.
"Tunggu! Kau tidak tahu apa yang terjadi! Dia…" si pengejar berteriak, berusaha menghentikan mereka.
Akan tetapi Gackt sudah tak mendengarnya. Naluri dalam dirinya mengatakan bahwa orang itu harus diselamatkan!
Setelah mengambil jalan memutar, akhirnya mereka sampai juga di apartemen Gackt. Keduanya jatuh terduduk di lantai.
"Anta wa… daijyoubu?" tanya Gackt sambil terengah2.
Yang ditanya tidak menjawab. Ia hanya mengangkat wajahnya lalu mengangguk. Rambut hitamnya menjuntai di wajahnya, basah oleh keringat.
Gackt berdiri dan berjalan menuju dapurnya, mengambil segelas air dari kulkas, lalu menyodorkannya pada tamu tak diundang itu, yang langsung meminumnya dengan rakus hingga habis. Gackt memperhatikannya, lalu bertanya.
"Sepertinya kita pernah bertemu kan?"
Sosok itu hanya mengerutkan alisnya, bingung.
"Di…audisi?"
Orang itu masih mengerutkan alisnya, namun kali ini karena berpikir, berusaha mengingat. "Mungkin…" jawabnya tak pasti.
"Kamu… Hyde dari Osaka kan?" tebak Gackt.
Aha! Sosok itu mengangguk, sepertinya mengingat sesuatu. "Kamu… Gackt dari… Tokyo?" ia terlihat tidak yakin.
Gackt mengangguk.
Beberapa minggu lalu Gackt mengikuti sebuah audisi untuk menjadi penyanyi di sebuah recording company. Ia, Hyde, dan 3 orang lain lolos audisi dan di-janjikan akan segera didebutkan. Akan tetapi entah mengapa, sejak hari itu Hyde tidak pernah terlihat lagi. Bahkan ketika perusahaan itu memanggilnya untuk rekaman pun, ia tetap tidak muncul. Sekarang tiba2 ia muncul di hadapannya, Gackt benar2 tidak percaya.
Sejak pertama melihatnya dalam audisi itu, Gackt telah jatuh hati padanya. Mata itu. Mata itulah penyebabnya. Mata yang liar, tajam, namun juga kesepian. Gackt ingin tahu, apa yang tersembunyi di hati pemilik mata itu, mengapa ia seperti tak terjangkau, seperti tak berada di dunianya.
"Kau mau tinggal di sini?" Gackt menatapnya. Ia tidak tahu mengapa ia menanyakan hal itu. Yang ia tahu, saat ini pasti 'tamu'nya itu dalam kesulitan.
Hyde balik menatapnya. Mata itu… mata itu seperti tidak percaya. Lama sekali ketika akhirnya ia mengangguk.
------------------------------------------------------------------
"Tadaima, Haido-kun…"
"Okaeri… Gackt…"
Gackt senang sekali, kali ini ada yang menyambutnya pulang. Selama ini ia tinggal sendiri di apartemen kecil itu, di kota sebesar Tokyo, tanpa sanak saudara satu pun. Keluarganya telah lama ia lupakan. Ayah-ibu yang terlalu mengikatnya dengan berbagai aturan, kakak-adik yang dingin padanya, serta teman2 yang tidak mengerti dirinya, semua itulah yang membuatnya tidak tahan berada di kotanya. Ia pun lari menuju Tokyo, kota besar yang individualis seperti dirinya. Ia tidak butuh siapapun, atau apapun. Tetapi entah mengapa, kadang perasaan hampa menyerangnya. Ia merasa ada sesuatu yang kosong dalam hidupnya. Dan kini, kekosongan itu telah terisi oleh hadirnya Hyde, sosok yang sebelumnya sama sekali tak dikenalnya.
Hyde sendiri ternyata sosok yang menyenangkan. Pada awalnya ia terlihat enggan bersahabat dengan Gackt, orang yang baru beberapa jam dikenalnya. Akan tetapi, sesuatu dalam diri Gackt meyakinkannya, bahwa ia dapat mempercayainya. Dua minggu tinggal bersamanya, Hyde merasa seakan2 sudah lama kenal dan bersahabat dengannya. Ia pun tidak malu2 bertingkah laku di depan Gackt. Ia ceria, manja, namun juga mandiri. Setiap hari ia memasak untuk Gackt dan setelah itu diam saja di apartemen. Ia belum berani keluar rumah, takut bertemu dengan pengejarnya. Selama di apartemen, ia merapikan semuanya, menata ulang dekorasi ruangan itu sehingga terlihat lebih artistik. Gackt terkejut atas kelihaiannya menyulap apartemen kecil itu menjadi terlihat elegan.
Gackt merengkuh tubuh mungil yang menyambutnya di depan pintu, lalu menciumnya. Dua minggu sudah cukup bagi mereka untuk saling mengenal. Hyde begitu manis, begitu murni, sekaligus rapuh di mata Gackt. Ketakutannya akan sesuatu, atau seseorang -yang sampai sekarang belum berani diceritakannya- membuat Gackt ingin melindunginya, apapun itu. Ia memang tidak mengetahuinya, tetapi ia yakin suatu saat Hyde akan menceritakan padanya.
"Mmm… Gackt…" Mereka sedang makan malam di depan TV ketika tiba2 Hyde menatap Gackt, seperti hendak menyampaikan sesuatu.
"Apa?"
"Aku… bosan."
Gackt tersedak hingga terbatuk2. Apa? Apa yang ia bilang barusan? Bosan? Secepat itukah… ia akan kehilangannya?
"Bosan?" Gackt mengulang dengan sedih. "Bosan… tinggal di sini?" ia balik menatap Hyde dengan perasaan kecewa.
Hyde tampak terkejut. "Oh… tidak, tidak! Aku senang tinggal di sini. Suasananya menyenangkan. Cuma… aku bosan diam di rumah terus…" ia menghela napas.
"Oh…" Gackt tampak lega.
"Trus gimana?"
Gackt tampak berpikir. "Hmm… kamu mau kerja di tempatku? Di studio dubbing. Jadi kita kan bisa pulang bareng, dan kamu tak perlu takut bertemu orang yang mengejarmu itu…"
Hyde menimbang2. "Ung… jadi apa?"
"Mungkin jadi seiyuu atau penyanyi untuk soundtrack?"
Senyum di wajah Hyde mengembang, matanya berbinar senang. "Penyanyi? Baiklah! Aku suka nyanyi."
------------------------------------------------------------------------
Jadilah mulai keesokan harinya Hyde bekerja bersama Gackt di AnimeStation. Ia langsung diserahi pekerjaan untuk menyanyikan opening song anime terbaru yang akan di-launching bulan depan. Produser anime itu langsung tertarik saat melihat Hyde mengetes suaranya. Suaranya jernih, tinggi, dan sekaligus kuat. Hyde merasa senang, karena menjadi penyanyi adalah impiannya sejak dulu. Sayang, saat impiannya nyaris tercapai, sesuatu menimpanya… Sesuatu yang membuatnya harus lari, lari sejauh2nya…
------------------------------------------------------------------------
Hyde keluar dari studio dengan wajah sumringah. Langkahnya riang di samping Gackt. Ketika akan berbelok menuju apartemen mereka, tiba2 Hyde menarik tangan Gackt, berbelok ke arah yang berlawanan.
"Hey-hey… ada apa sih?" Gackt bertanya heran. Tetapi Hyde hanya tersenyum penuh arti. Dia tetap diam sampai akhirnya mereka memasuki sebuah café.
Gackt duduk dengan bingung, tak mengerti apa yang dimaui si mungil itu. Kemudian Hyde berdiri dan membungkuk, berlagak seperti pelayan.
"Irasshaimase. Mau pesan apa, Tuan?" tanyanya seraya berlagak mengeluarkan notesnya, pura2 mencatat.
Gackt tertawa melihat tingkahnya. "Ada acara apa nih?"
Hyde tersenyum lebar. "Hehe! Gaji pertamaku!"
Jadilah malam itu mereka dinner bersama di café itu. Malam yang menyenangkan. Hyde sangat pandai bercerita. Tangannya, matanya, seluruh tubuhnya sangat ekspresif ketika bercerita, membuat Gackt berpikir bahwa ia sedang dinner dengan seorang anak kecil yang hiperaktif. Hyde hanya bercerita tentang pekerjaannya yang menurutnya menyenangkan, suasana apartemen Gackt yang nyaman, dan hal-hal kecil lain. Ia belum berani menceritakan masalahnya, masalah yang sesungguhnya, yang membuatnya dikejar2 dan bermimpi buruk hampir setiap malam. Gackt tidak memaksa, ia hanya menunggu sampai Hyde mau menceritakannya.
Hyde sedang seru2nya menceritakan pengalaman dubbing pertamanya, dimana ia merasa sangat gugup hingga lupa dialognya, ketika tiba2 matanya membelalak ketakutan menatap sesuatu -atau seseorang- di balik kaca di belakang tempat Gackt duduk. Dengan wajah pucat, ia langsung berdiri dan lari keluar lewat pintu samping café itu.
"Hei… Hyde! Hyde! Mau kemana?" Gackt bergegas menuju kasir, mengeluarkan uang entah berapa lembar, lalu lari mengejar Hyde. Sementara itu orang yang mengejar mereka berlari hanya beberapa meter di belakang Gackt. Ia menoleh. 'Laki2 berambut coklat itu tampaknya tidak jahat…' pikir Gackt. 'Ia malah terlihat lelah dan ketakutan…' Tetapi mengapa Hyde takut padanya?
Hup! Akhirnya Gackt berhasil meraih kerah belakang jaket Hyde. "Lewat sini!" ia menarik Hyde memasuki sebuah lorong, kemudian sebuah lorong lagi, dan lagi. Entah mereka sudah berapa kali berbelok, ketika akhirnya mereka menyadari bahwa si pengejar sudah tak terdengar lagi derap langkahnya.
Mereka kembali ke apartemen lewat jalan memutar. Sepanjang jalan, keduanya hanya terdiam dengan pikiran masing2. Gackt melirik Hyde yang tampak masih ketakutan. Ia menjadi bingung, karena menurut perasaannya, si pengejar tadilah yang tampak lebih ketakutan daripada Hyde. Mengapa?
Blak! Gackt menutup pintu rapat2 dan menguncinya, khawatir orang tadi mengetahui kemana mereka lari. Ia baru saja akan ke dapur mengambil minum ketika dilihatnya Hyde terduduk lemas di sofa, tampak sangat tertekan. Kedua tangannya menangkup menutupi wajahnya. Gackt menghampirinya lalu berlutut di lantai, di hadapan Hyde.
"Are u OK?" tanyanya prihatin.
Kedua mata indah Hyde menatap kosong, wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar. Kemudian ia melingkarkan kedua tangannya sendiri ke badannya, memeluk dirinya sendiri, sambil menggeleng2 tanpa suara.
"Aku… aku takut…" ucapnya beberapa saat kemudian. Suaranya bergetar dan pelan sekali, nyaris seperti bisikan.
Spontan, Gackt merengkuh tubuh mungil itu ke dalam pelukannya. "It's OK… U don't need to be afraid… Coz I'm here to protect u… hmm?" Gackt mengelus2 rambut hitam Hyde, berusaha menghibur dan menenangkannya.